Minggu, 30 Desember 2012

LAPORAN EVALUASI PROYEK AKBAR NASIR


LAPORAN EVALUASI PROYEK
AKBAR NASIR
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya selama berlangsungnya Praktek Lapang Evaluasi Proyek  Perikanan hingga tersusunnya laporan lengkap ini.
Laporan lengkap ini dibuat sebagai salah satu syarat dalam mata kuliah Evaluasi Proyek  Perikanan. Laporan lengkap ini dapat tersusun dengan baik setelah praktek lapang berakhir. Oleh karenanya, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu hingga tersusunnya laporan Lengkap ini, khususnya kepada teman-teman.
Penyusun sangat menyadari bahwa laporan lengkap Evaluasi Proyek  Perikanan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saran maupun kritik yang sifatnya membangun kami akan terima dengan segala kerendahan hati.
Akhirnya penyusun berharap kiranya laporan lengkap ini dapat bermanfaat bagi yang menggunakan.



Makassar,    November 2012

                                                                                    
                                                                                           Wassalam




DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………    i
HALAMAN SAMPUL ..……………………………………………………..    ii
LEMBAR NILAI ……………………………………………………………..    iii
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………    iv
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….   v
DAFTAR ISI …………………………………………………………………    vi
DAFTAR TABEL .................................................................................         vii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................         viii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………….. 1         
B. Tujuan ………………………………………………………………….            3
C.Manfaat…………………………………………………………………   3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A.     Pengertian Evaluasi Proyek............……………………………..    5        
B.     Aspek – Aspek Studi Kelayakan Investasi.....………………...      6         
C.     Jenis-jenis biaya………………..............................................        9
D.     Analisis Kriteria Investasi.....................................................  11
BAB III. METODOLOGI PRAKTEK
A. Waktu dan Tempat  …………………………………………………. 15       
B. Sumber data...............................................................................   15
C. Metode pengambilan data …………………………………………   15     
D. Analisis Data.  ………………………………………………………   16
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Lokasi Praktek ……………………………………..  17
B. Sarana dan prasarana ……………………………………………….  17      
C. Data Responden.............................…..…………………………….. 18
D. Analisis Data................................................ ………………………   18

BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………... 21       
B. Saran ……………………………………………………………………          21                   
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
 


PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Indonesia memiliki 8 potensi perikanan yang sangat besar, manakala dilihat dari sisi luasnya perairan lautan, letak geografis, wilayah maupun panjang garis pantai. Sebagai negara kepulauan, hampir dua pertiga wilayahnya adalah lautan. Luas lautnya sekitar 3,1 juta km2, yang terdiri  dari perairan laut nusantara 2,8 juta km2, dan perairan laut territorial 0,3 km2. Bila ditambah dengan perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI), maka secara keseluruhan luas perairan laut Indonesia adalah 5,8 juta km2,. Sementara itu, garis pantai yang dimiliki Indonesia mencapai 81.800 km. Garis pantai ini termasuk salah satu garis pantai yang paling panjang di dunia (Kompasiana, 2012)
Potensi ekonomi sumber daya pada sektor perikanan diperkirakan mencapai US$ 82 miliar per tahun. Potensi tersebut meliputi: potensi perikanan tangkap sebesar US$ 15,1 miliar per tahun, potensi budidaya laut sebesar US$ 46,7 miliar per tahun, potensi peraian umum sebesar US$ 1,1 miliar per tahun, potensi budidaya tambak sebesar US$ 10 miliar per tahun, potensi budidaya air tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi kelautan sebesar US$ 4 miliar per tahun. Selain itu, potens lainnya pun dapat dikelola, seperti sumber daya yang tidak terbaharukan, sehingga dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi pembangunan Indonesia (Kompasiana, 2012)
Potensi sektor perikanan Provinsi Sulsel meliputi perikanan laut dan perikanan darat (tambak air payau, kolam, sawah, danau, sungai, dan rawa). Berdasarkan data produksi perikanan menurut kabupaten/kota di Sulsel pada tahun 2005 menunjukkan, secara keseluruhan produksi perikanan laut mencapai 315.734 ton dengan daerah pengahasil terbesar adalah Kabupaten Bone sebesar 67.707,9 ton. Kemudian menyusul Kabupaten Jeneponto dengan 43.670,7 ton, Kabupaten Takalar sebesar 39.543,5 ton. Sementara produksi perikanan darat secara keseluruhan mencapai 425.753,44 ton yang meliputi tambak 391.745,40 ton, kolam 13.798,90 ton, sawah 37,442 ton, danau 14.252,40 ton, dan sungai 2.091,4 ton, dan produksi perikanan rawa mencapai 5.919,30 ton (batukar, 2012). Sekitar 70 persen potensi ikan tangkap atau sekitar 600 ribu ton dari 900 ton total sumber daya ikan tangkap di Sulawesi Selatan belum dimanfaatkan. Fenomena itu menunjukkan jika pengelolaan sumber daya ikan laut sebagian besar masih tradisional dan menggunakan peralatan yang sederhana, misalnya kapal kayu yang berkapasitas kecil, termasuk menggunakan perahu tradisional "jolloro" (Kompasiana, 2012).
Dengan melihat latar belakang diatas maka perlu diadakan praktek lapang untuk mengumpulkan data faktor produksi, analisis data, dan interprestasi data sesuai teori evaluasi proyek.

B.   Tujuan & Manfaat
Tujuan dilaksanakannya praktek lapang Evaluasi Proyek Perikanan yaitu :
1.   Untuk mengetahui suatu kegiatan proyek perikanan
2.   Untuk mengetahui aspek-aspek studi kelayakan suatu proyek perikanan
3.   Untuk mengetahui aspek finansial studi kelayakan proyek perikanan
Kegunaan dilaksanakannya praktek lapang Evaluasi Proyek Perikanan untuk membandingkan materi yang didapatkan dibangku kuliah dengan keadaan di lokasi praktek.




TINJAUAN PUSTAKA

A.     Pengertian Evaluasi Proyek
Evaluasi merupakan penilaian dan analisis, apakah pekerjaan atau proyek dapat dilaksanakan ( dilanjutkan ) atau tidak.Proyek adalah segala kegiatan atau aktivitas yang diharapkan memperoleh keuntungan atau kegunaan  dalam waktu tertentu.
Evaluasi proyek adalah kegiatan penilaian dan analisis, apakah suatu kegiatan pekerjaan atau proyek yang dilaksanakan ( dilanjutkan )  dapat memperoleh kegunaan atau keuntungan dalam suatu waktu tertentu atau dalam waktu yang di rencanakan. Keputusan yang dihasilkan dalam evaluasi proyek adalah :
·       Menerima atau menolak seluruh proyek tersebut.
·       Memilih satu atau beberapa proyek yang memungkinkan menghasilkan laba dan sesuai dengan dana yang tersedia.
·       Memilih skala prioritas, dari beberapa proyek yang layak.
Manfaat dari proyek adalah :
1.   Manfaat secara langsung yang diterima sebagai akibat adanya suatu kegiatan proyek, seperti naiknya nilai produksi dan jasa.
2.   Manfaat tidak langsung, dimana manfaat yang timbul sebagai akibat dan bersifat multiplier. Contoh : Pendirian mall, mengakibatkan timbulnya manfaat dari penduduk di sekitar dari adanya mall tersebut.
3.   Manfaat tidak kentara yang timbul karena adanya proyek tersebut dan tidak dapat diukur dengan uang. Seperti pemikiran masyarakat yang sudah maju, sebagai akibat timbulnya pusat bisnis di daerah tersebut.
Oleh karena itu, bagi pebisnis sangat dimungkinkan untuk melakukan evaluasi proyek bagi setiap pendirian perusahaan atau bisnis. Hal ini dilakukan, agar dapat menilai apakah proyek tersebut sudah layak dilakukan dan sangat menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang, karena bisnis bukan hanya untuk sekarang, tetapi untuk jangka panjang dan ke depan
B.  Aspek – Aspek Studi Kelayakan Investasi
1.    Aspek Produksi
Analisis teknis berkenaan dengan kegiatan produksi dan operasi yang dijalankan. Penilaian kelayakan diukur secara kuantitatif dengan menggunakan kuisioner untuk melihat apakah menurut pelaku usaha kegiatan teknis produksi dan operasi yang dijalankan telah layak secara ekonomi.
Faktor-faktor yang yang menjadi pertimbangan dalam aspek produksi seperti sebagai berikut: lokasi usaha, fasilitas produksi, bahan baku, tenaga kerja, teknologi, proses produksi, jumlah, jenis dan mutu, produksi optimum, kendala produksi.

2.   Aspek Pasar
Analisis usaha dapat dilakukan secara kualitatif atau deskriptif kuantitatif untuk mengetahui aspek pasar dan pemasaran. Secara umum, titik tolak dalam alur pikir tersebut adalah penyusunan aspek pemasaran dapat dilakukan setelah pengusaha mempunyai rencana pengembangan bisnis. Pengembangan bisnis dapat diarahkan dalam rangka meningkatkan
omset atau volume penjualan dan untuk meningkatkan efisiensi. Peningkatan omset penjualan dapat dicapai melalui pilihan strategi bisnis yaitu, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan differensiasi produk.
Setelah ditetapkan strategi bisnis yang akan dikembangkan, selanjutnya dilakukan analisis pasar untuk mengetahui kelayakan aspek pasar. Hasil yang diinginkan adalah sampai seberapa besar potensi dan peluang pasar yang tersedia serta risiko pemasaran apa yang mungkin muncul apabila rencana bisnis tersebut dapat diimplementasikan. Hasil tersebut diharapkan sebagai bahan untuk menyususn target penjualan dan strategi pemasaran yang akan dikembangkan.
Strategi pemasaran meliputi kombinasi antara kebijakan mengenai produk, tempat, harga dan promosi yang disesuaikan dengan kajian risiko pemasaran dan target penjualan yang diinginkan. Potensi dan peluang pasar dapat diketahui melalui kajian pasar yang ada saat ini dan pasar potensial. Pasar efektif saat ini, antara lain dapat diketahui melalui identifikasi mengenai jumlah dan karakteristik pelanggan, volume penjualan yang ada, tingkat dan perkembangan harga, cara pembayaran, tingkat persaingan, kontinuitas penjualan dan permintaan yang belum terpenuhi serta faktor lainnya yang mempengaruhi potensi pasar
efektif.
Pada umumnya sumber informasi untuk mengkaji pasar efektif berasal dari data primer (pengusaha dan pihak terkait lainnya). Sedangkan pasar potensial antara lain dapat dikaji melalui data makro permintaan, hambatan pemasaran yang bersifat kebijakan dan non kebijakan seperti monopoli, pangsa pasar dan lain-lain. Pada umumnya sumber informasi untuk mengkaji pasar potensial berasal dari data sekunder dari lembaga terkait. Berikut ini faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam melihat aspek pasar adalah sebagai berikut: permintaan, penawaran dan persaingan pasar, harga, jalur pemasaran, kendala pemasaran, pemilihan pola usaha, market size dan market share, segmentasi, positioning dan targeting.

3.   Aspek Finansial
Dalam aspek finansial ini akan disajikan informasi tentang biaya investasi, modal kerja, cash flow dan biaya operasional yang terdiri dari fixed cost dan variable cost. Sebelum menyusun analisis kelayakan finansial maka perlu dibuat ihktisar biaya investasi. Cashflow merupakan aliran kas dari suatu usaha yang terdiri dari penerimaan usaha (inflow) dan pengeluaran usaha (outflow). Aliran kas disusun untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya (Umar, 2003: 179). Berdasarkan jenis transaksinya menurut Haming dan Basamalah (2003: 67), kas dalam cash flow dibagi menjadi dua macam, yaitu:
·         Arus kas masuk (cash Inflow), yaitu arus kas menurut jenis transaksinya yang mengakibatkan terjadinya arus penerimaan kas. Inflow yang ada pada industri kecil terdiri dari penerimaan penjualan, manfaat tambahan, dan nilai sisa. Ketiga penerimaan tersebut yang paling utama adalah penerimaan penjualan karena penerimaan ini bersifat rutin.
·           Arus kas keluar (cash outflow) adalah arus kas menurut jenis transaksinya yang mengakibatkan terjadinya pengeluaran dana kas. Outflow usaha dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu biaya investasi, biaya tetap, dan biaya tidak tetap (biaya variabel). Kelayakan investasi dapat diukur dari berbagai kriteria, yang dalam hal ini menggunakan; analisis break even point, benefit/cost ratio, payback periods, net present value, profitability index, internal rate of return dan rentabilitas ekonomi.


C.  Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Biaya tetap adalah biaya yang umumnya selalu konstan, bahkan di masa sulit. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan-perubahan dalam aktivitas operasi sampai pada kondisi tertentu, kondisi dimana sesuai dengan kapasitas yang tersedia (Wordpress, 2012)
Biaya variabel atau juga disebut variable cost adalah biaya yang umumnya berubah-ubah sesuai dengan volume bisnis. Makin besar volume penjualan, makin besar pula biaya yang harus di keluarkan.Contohnya adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dalam pembuatan sebuah produk adalah biaya variable (Wordpress, 2012).


D.  Analisis Kriteria Investasi
1)  Net Present Value (NPV)
Nilai bersih sekarang atau net present value (NPV) dari suatu proyek merupakan nilai sekarang (Present value) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan Cost (biaya) pada discount rate atau DF tertentu.  Net Present Value (NPV) yaitu menunjukkan kelebihan benefit (manfaat) dibanding dengan cost (biaya).
Salah satu kekuatan metode NPV sebagai sarana mengevaluasi kelayakan rencana investasi barang modal adalah penggunaan nilai waktu uang untuk menghitung nilai senyatanya cash flow yang diperoleh pada masa yang akan datang.  Dengan demikian akan diperoleh benefitabilitas proyek yang lebih mendekati kenyataan.  Sedangkan kekuatan metode evaluasi proyek ini adalah digunakan suku bunga kredit yang dipinjam investor untuk membiayai proyek sebagai faktor pendiskonto.
Adapun rumus NPV adalah:
NPV = Σ{(Bt – Ct) / (1 – i)t}atauNPV = Σ{(Bt – Ct)  x DF}
Dimana:
Bt             = Benefit (manfaat) pada tahun ke-t
Ct            = Cost (biaya) pada tahun ke-t
n              = Jangka waktu umur proyek (tahun) 
DF atau i = discount Faktor ( bunga yang berlaku)
Kriteria:
NPV > 0, maka proyek suatu usaha menguntungkan
NPV = 0, maka proyek tidak untung dan tidak rugi
NPV < 0, maka proyek suatu usaha merugikan
2)  Analisis Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Pertumbuhan Analisis ini merupakan kelanjutan dari analisis NPV.Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio) adalah perbandingan antara jumlah NPV positf dengan jumlah NPV negatif.  Hal ini menunjukkan bahwa besarnya benefit berapa kali besarnya biaya dan investasi untuk memperoleh suatu manfaat.
Rumus analisis Net Benefit Cost Ratio adalah :
Dimana:
NPV (+)    = Total nilai PV of Net Benefit yang berjumlah positif
NPV (-)    = Total nilai PV of Net Benefit yang berjumlah negatif
Kriteria:
Net B/C > 1, maka usaha layak untuk di lanjutkan         
Net B/C = 1, maka usaha impas
Net B/C < 1, maka usaha tidak layak untuk dikembangkan.
3)  Gross Benefit Cost Ratio  (Gross B/C)
Gross B/C merupakan perbandingan antara Present Value Benefit dengan Present Value Cost. Apabila Gross B/C > 1, proyek layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya Gross B/C < 1, proyek tidak layak untuk dilaksanakan.
Perbedaannya dalam perhitungan Net B/C, biaya tiap tahun dikurangkan dari benefit tiap tahun untuk mengetahui benefit netto yg positif dan negatif. Kemudian jumlah present  value positif dibandingkan dengan jumlah present value yang negatif.
Sebaliknya, dalam perhitungan Gross B/C, pembilang adalah jumlah present value arus benefit (bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya (bruto). Semakin besar Gross B/C, semakin besar perbandingan antara benefit dengan biaya.  Artinya proyek relatif semakin layak.
Sebaliknya, dalam perhitungan Gross B/C, pembilang adalah jumlah present value arus benefit (bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya (bruto). Semakin besar Gross B/C, semakin besar perbandingan antara benefit dengan biaya. Artinya proyek relatif semakin layak.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjt22Nt64PyEvSrtE0hqNG8ld29TnCY9ZgIta2R4x5JaFXCT6JWkr8AnxPz19JXKUs2njAoIlrWiorU6rzyX1fVhde76KDtQgEV-kcSMeQp_EGpntJHj2fUa59ywdnnw2wsKAZHsFZOMjA/s1600/GROSSB.jpg
Indikator Gross B/C :
Jika Gross B/C > 1, maka proyek layak (go) utk dilaksanakan
Jika Gross B/C < 1, maka proyek tdk layak (not go) utk dilaksanakan

4)     Internal rate of return (IRR)
Internal rate of return (IRR) merupakan tingkat diskonto yang menyebabkan NPV investasi sama dengan nol. IRR dapat juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dari suatu usaha, sepanjang setiap benefit bersih diperoleh secara otomatis ditanamkan kembali pada tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan yang sama dan diberi bunga selama sisa umur usaha.
Sebuah investasi layak jika nilai IRR melebihi tingkat return yang dipersyaratkan. IRR dapat menggambarkan besarnya suku bunga tingkat pengembalian atas modal yang diinvestasikan. Dalam kriteria investasi IRR harus lebih besar dari OCC atau opportunity cost of capital agar rencana atau usulan investasi dapat layak dilaksanakan (Sofyan 2002: 178). Rumus yang digunakan untuk IRR adalah sebagai berikut:
dimana:
IRR      = Tingkat pengembalian internal
i           = Bunga diskonto yang menghasilkan NPV positif
i’           = Bunga diskonto yang menghasilkan NPV negatif
NPV    = Nilai sekarang yang positif
NPV’    = Nilai sekarang yang negative

5). Payback Period
Merupakan jangka waktu /periode yang diperlukan untuk membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek.Indikator Payback Periods :
Semakin cepat kemampuan proyek mampu mengembalikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi proyek maka proyek semakin baik (satuan waktu).
Perhitungan payback belum memperhatikan time value of money :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidKzLf8juId_qFKmHPZTgXaPgJny5Zw-iwJIPSIrSvaMGXtBqCzZJTZpYLUh_CsHDR9mi_CVpp0ZrUcAhym-mk2qkYPFni781ARARgbUm6lol_U1n8hvyEW_RxOZ40mFY035I2TU9Hpdc/s1600/PP.jpg
dimana : I = besarnya biaya investasi
Ab = benefit bersih yg diperoleh setiap tahunnya


























METODOLOGI PRAKTEK

A. Waktu dan Tempat
            Praktik lapang Evaluasi Proyek Perikanan diadakan pada hari Jumat sampai Minggu, tanggal 09 - 11 November  2012 di Desa Pa’jukukang, Kecamatan  Pa’jukukang, Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan.

B. Sumber Data
Sumber data pada Praktik lapang Evaluasi Proyek Perikanan yaitu :
1.    Data primer (menggunakan kuisioner), merupakan data yang diperoleh secara langsung di lapangan melalui wawancara dan observasi.
2.    Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh dari instansi pemerintah setempat.
3.    Studi pustaka, merupakan data yang diperoleh dari literatur.
C.  Metode Pengambilan Data
1.    Observasi adalah teknik penelitian dengan melihat langsung dan kondisi daerah sekitar.
2.    Wawancara adalah teknik penelitian dengan wawancara langsung dengan masyarakat setempat

D.  Analisis Data
Analisis Kriteria Investasi yang akan digunakan dalam Evaluasi Proyek ada 5 yaitu :
1.   Net Present Value (NPV)
Adapun rumus NPV adalah:
NPV = Σ{(Bt – Ct) / (1 – i)t}atauNPV = Σ{(Bt – Ct)  x DF}
Dimana:
Bt             = Benefit (manfaat) pada tahun ke-t
Ct            = Cost (biaya) pada tahun ke-t
n              = Jangka waktu umur proyek (tahun) 
DF atau i = discount Faktor ( bunga yang berlaku)
Kriteria:
NPV > 0, maka proyek suatu usaha menguntungkan
NPV = 0, maka proyek tidak untung dan tidak rugi
NPV < 0, maka proyek suatu usaha merugikan

2.   Analisis Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Rumus analisis Net Benefit Cost Ratio adalah :
Dimana:
NPV (+)    = Total nilai PV of Net Benefit yang berjumlah positif
NPV (-)    = Total nilai PV of Net Benefit yang berjumlah negatif
Kriteria:
Net B/C > 1, maka usaha layak untuk di lanjutkan
Net B/C = 1, maka usaha impas
Net B/C < 1, maka usaha tidak layak untuk dikembangkan.

3.   Analisis Internal Rate of Return (IRR)
Adapun formulasi dari analisis IRR adalah sebagai berikut :
Dimana :  i’ adalah DF dengan NPV positif
      i”  adalah DF dengan NPV negatif
      NPV’ adalah nilai NPV positif
      NPV” adalah nilai NPV negatif
                 Bt        = Benefit (manfaat) pada tahun ke-t
                 Ct        = Cost (biaya) pada tahun ke-t
                 n          = Jangka waktu umur proyek (tahun) 
                 DF atau i = discount Faktor ( bunga yang berlaku)

Kriteria:
IRR > tingkat suku bunga yang berlaku, maka usaha layak untuk di    kembangkan
IRR < tingkat suku bunga yang berlaku, maka usaha tidak layak untuk dikembangkan.
4.   Gross Benefit Cost Ratio  (Gross B/C)
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung Gross B/C ratio adalah sebagai berikut :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjt22Nt64PyEvSrtE0hqNG8ld29TnCY9ZgIta2R4x5JaFXCT6JWkr8AnxPz19JXKUs2njAoIlrWiorU6rzyX1fVhde76KDtQgEV-kcSMeQp_EGpntJHj2fUa59ywdnnw2wsKAZHsFZOMjA/s1600/GROSSB.jpg
Indikator Gross B/C :
Jika Gross B/C > 1, maka proyek layak (go) utk dilaksanakan
Jika Gross B/C < 1, maka proyek tdk layak (not go) utk dilaksanakan
5.   Payback Period
Perhitungan payback belum memperhatikan time value of money :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidKzLf8juId_qFKmHPZTgXaPgJny5Zw-iwJIPSIrSvaMGXtBqCzZJTZpYLUh_CsHDR9mi_CVpp0ZrUcAhym-mk2qkYPFni781ARARgbUm6lol_U1n8hvyEW_RxOZ40mFY035I2TU9Hpdc/s1600/PP.jpg
dimana : I = besarnya biaya investasi
Ab = benefit bersih yg diperoleh setiap tahunnya
IV.          HASIL DAN PEMBAHASAN

A.     Keadaan Umum Lokasi
Kabupaten Bantaeng  adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan,  Indonesia. Terletak dibagian selatan provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 395,83 km² atau 39.583 Ha yang dirinci berdasarkan Lahan Sawah mencapai 7.253 Ha (18,32%) dan Lahan Kering mencapai 32.330 Ha. Secara administrasi Kabupaten Bantaeng terdiri atas 8 kecamatan yang terbagi atas 21 kelurahan dan 46 desa. Jumlah penduduk mencapai 170.057 jiwa. Kabupaten Bantaeng terletak di daerah pantai yang memanjang pada bagian barat dan timur sepanjang 21,5 kilometer yang cukup potensial untuk perkembangan perikanan dan rumput laut, (bantaengsulsel, 2012).
Desa Pa’ Jukukang memiliki luas daerah sebesar 11.9 km2.Desa ini terletak di kecamatan Pa’ Jukukang kabupaten Bantaeng dengan jumlah penduduk sekitar 4.016 jiwa.Di desa Pa’ Jukukang terbagi atas 8 dusun.Adapun batas-batas wilayah dari desa Pa’ Jukukang adalah sebagai berikut :
-       Sebelah Timur berbatasan dengan desa Borongloe
-       Sebelah Utara berbatasan dengan desa Tomboloe
-       Sebelah Barat berbatasan dengan desa Nipa-Nipa
-       Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores
Pada umumnya mata pencaharian warga sebagai petani budidaya rumput laut, namun ada juga masyarakat yang memiliki perkerjaan tambahan sebagai nelayan tangkap, tukang kebun, dan petani. Pada tahun 2007 dana yang dialokasikan untuk masyarakat tersebut berdampak positif pada awalnya. Tetapi seiring berjalannya waktu pendapatan masyarakat semakin menurun. Penyebab utamanya adalah manajemen dana yang buruk (Kepala Desa).







B.     Data Responden
Nama              : Sappara
Umur               : 42 tahun
Pendidikan      : SMP
Tanggungan    : 3 Orang
Usaha              : Penangkapan ikan
Nama Usaha   :
Modal              : Modal Sendiri
Tujuan Usaha  : Sebagai Pekerjaan Pokok

C.     Analisis Data
a). Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

            Net B/C          =  
                                    = 186 / -152,2 = 1,22

Adapun Net B/C yang diperoleh adalah 1,22. Nilai tersebut diperoleh dengan cara membagi nilai NPV+ dengan NPV- Jadi, dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya rumput laut yang dilakukan responden layak untuk dilaksanakan karena >1 maka, Benefit yang diperoleh 1,22 kali lipat dari cost yng dikeluarkan.

b). Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
Gross B/C
                                      = 1,141
Adapun Gross B/C yang diperoleh adalah 1,141. Nilai tersebut diperoleh dengan cara membagi nilai PV Benefit dengan PV Cost Jadi, dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya rumput laut yang dilakukan responden layak untuk dilaksanakan karena >1.

c). Interest Rate of Return (IRR)
IRR     = i’ + NPV’ / NPV’ – NPV’’ (i’’-i’)
                        = 18% +  (20% - 18%)
                      = 17, 13%
Jadi, usaha budisaya rumput laut oleh responden Layak dilaksanakan karena nilai IRR yaitu 17,13% > suku bunga yang berlaku yaitu 15%.

d). Profitability Ratio (PR)
           PR =
                 =
                 = 3,77

Nilai PR didapatkan dari PV Net Benefit dibagi dengan PV Investasi dan didapatkan hasilnya sebesar 3,77.

Tahun
Benefit
Cost
Net Benefit
DF (15%)
NPV (15%)
PV (B)
PV (C)
DF (18%)
NPV (18%)
DF (20%)
NPV (20%)
0
0
110
-100
1
-100
0
100
1
-100
1
-100
1
10
70
-60
0,87
-522
8,7
60,9
0,847
-50,82
0,833
-49,98
2
25
15
10
0,756
7,56
18,9
11,34
0,718
7,18
0,694
6,94
3
35
30
5
0,658
3,29
23,03
19,74
0,609
3,045
0,579
2,895
4
45
20
25
0,572
14,3
25,74
11,44
0,516
12,9
0,482
12,05
5
55
15
40
0,497
19,88
27,335
7,455
0,437
17,48
0,402
16,08
6
70
15
55
0,432
23,76
30,24
6,48
0,37
20,35
0,335
18,425
7
75
15
60
0,376
22,56
28,2
5,64
0,314
18,84
0,28
16,8
8
100
20
80
0,327
26,16
32,7
6,54
0,266
21,28
0,233
18,64
9
120
18
102
0,284
28,97
34,08
5,112
0,225
22,95
0,194
19,788
10
180
20
160
0,247
39,52
44,46
4,94
0,191
30,56
0,162
25,92
Jumlah
715
338
377
6,019
-436
273,385
239,587
5,493
3,765
5,194
-12,442








Net Benefit
Tahun 0         ->  0 – 100 = -100
Tahun 1         ->  10 – 70 = -60
Tahun 2         ->  25 – 15 = 10
Tahun 3         ->  35 – 30 = 5
Tahun 4         ->  45 – 20 = 25
Tahun 5         ->  55 – 15 = 40
Tahun 6         ->  70 – 15 = 55
Tahun 7         ->  75 – 15 = 60
Tahun 8         ->  100 – 20 = 80
Tahun 9         ->  120 – 18 = 102
Tahun 10       ->  180 – 20 = 160

NPV (15%)
Tahun 0         ->  -100 x 1 = -100
Tahun 1         ->  -60 x 0.87 = -52.2
Tahun 2         ->  10 x 0.756 = 7.56
Tahun 3         ->   5 x 0.658 = 3.29
Tahun 4         ->  25 x 0.572 = 14.30
Tahun 5         ->  40 x 0.497 = 19.88
Tahun 6         ->  55 x 0.432 = 23.76
Tahun 7         ->  60 x 0.376 = 22.56
Tahun 8         ->  80 x 0.327 = 26.16
Tahun 9         ->  102 x 0.284 = 28.97
Tahun 10       ->  160 x 0.247 = 39.52









PV (B)
Tahun 0         ->  0 x 1 = 0
Tahun 1         ->  10 x 0.87 = 8.7
Tahun 2         ->  25 x 0.756 = 18.9
Tahun 3         ->  35 x 0.658 = 23.03
Tahun 4         ->  45 x 0.572 = 25.74
Tahun 5         ->  55 x 0.497 = 27.335
Tahun 6         ->  70 x 0.432 = 30.24
Tahun 7         ->  75 x 0.376 = 28.2
Tahun 8         ->  100 x 0.327 = 32.7
Tahun 9         ->  120 x 0.284 = 34.08
Tahun 10       ->  180 x 0.247 = 44.46

PV (C)
Tahun 0         ->  100 x 1 = 100
Tahun 1         ->  70 x 0.87 = 60.9
Tahun 2         ->  15 x 0.756 = 11.34
Tahun 3         ->  30 x 0.658 = 19.74
Tahun 4         ->  20 x 0.572 = 11.44
Tahun 5         ->  15 x 0.497 = 7.455
Tahun 6         ->  15 x 0.432 = 6.48
Tahun 7         ->  15 x 0.376 = 5.64
Tahun 8         ->  20 x 0.327 = 6.54
Tahun 9         ->  18 x 0.284 = 5.112
Tahun 10       ->  20 x 0.247 = 4.94









NPV (18%)
Tahun 0         ->  -100 x 1 = -100
Tahun 1         ->  -60 x 0.847 = -50.82
Tahun 2         ->  10 x 0.718 = 7.18
Tahun 3         ->   5 x 0.609 = 3.045
Tahun 4         ->  25 x 0.516 = 12.9
Tahun 5         ->  40 x 0.437 = 17.48
Tahun 6         ->  55 x 0. 37 = 20.35
Tahun 7         ->  60 x 0.314 = 18.84
Tahun 8         ->  80 x 0.266 = 21.28
Tahun 9         ->  102 x 0.225 = 22.95
Tahun 10       ->  160 x 0.191 = 30.56

NPV (20%)
Tahun 0         ->  -100 x 1 = -100
Tahun 1         ->  -60 x 0.833 = -49.98
Tahun 2         ->  10 x 0.694 = 6.94
Tahun 3         ->   5 x 0.579 = 2.895
Tahun 4         ->  25 x 0.482 = 12.05
Tahun 5         ->  40 x 0.402 = 16.08
Tahun 6         ->  55 x 0.335 = 18.425
Tahun 7         ->  60 x 0.28 = 16.8
Tahun 8         ->  80 x 0.233 = 18.64
Tahun 9         ->  102 x 0.194 = 19.788
Tahun 10       ->  160 x 0.162 = 25.92







D.    Biaya
            Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Adapun total biaya yang dikeluarkan untuk usaha penangkapan di Desa Pa’jukukang yaitu dapat dilihat pada tabel 1 :
                        Tabel 1. Total Biaya
Tahun
Total Cost
0
100.000.000
1
70.000.000
2
15. 000.000
3
30. 000.000
4
20. 000.000
5
15. 000.000
6
15. 000.000
7
15. 000.000
8
20. 000.000
9
18. 000.000
10
20. 000.000
Jumlah
338. 000.000
                        Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2012
            Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa total biaya yang dikeluarkan selama 10 tahun terakhir untuk melakukan usaha penangkapan yaitu Rp. 338.000.000.
E.  Penerimaan
            Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Adapun penerimaan yang diperoleh dari suatu usaha berdasar dari penjualan produk-produk hasil produksi dan dipasarkan ke konsumen dalam jumlah yang telah disepakati bersama(kedua belah pihak). Sehingga penerimaan yang diperoleh merupakan hasil kali antara jumlah produk yang dihasilkan dengan tingkat harga yang berlaku. Penerimaan yang diperoleh dalam usaha penangkapan didesa Pa’jukukang dapat dilihat dari tabel berikut :
                        Tabel 2. Penerimaan
Tahun
Benefit
0
0
1
10. 000.000
2
25. 000.000
3
35. 000.000
4
45. 000.000
5
55. 000.000
6
70. 000.000
7
75. 000.000
8
100. 000.000
9
120. 000.000
10
180. 000.000
Jumlah
715. 000.000
                        Sumber:  Data Primer yang telah diolah, 2012
            Dari tabel diatas dapat diketahui nilai total penerimaan dari usaha penangkapan yaitu sebesar Rp. 715.000.000. dimana pendapatan dari Tahun 0 yaitu Rp. 0 kemudian mengalami peningkatan pendapatan selama 10 tahun terakhir.
F.     Keuntungan
            Keuntungan yang diperoleh pada hasil penangkapan pada waktu tertentu atau tiap kali produksi tidak sama. Hal tersebut dapat terjadi karena pendapatan tergantung pada hasil penangkapan, karena semakin banyak hasil yang ditangkap maka semakin bayak pula jumlah produksi yang dihasilakn dari usaha penangkapan. Nilai keuntungan usaha desa Pa’jukukang dapat dilihat pada tabel berikut :
   Tabel 3. Keuntungan
Tahun
Pendapatan (TR)
Biaya (TC)
Keuntungan (TR-TC)
0
0
100.000.000
-100.000.000
1
10. 000.000
70.000.000
-60.000.000
2
25. 000.000
15. 000.000
10. 000.000
3
35. 000.000
30. 000.000
5. 000.000
4
45. 000.000
20. 000.000
25. 000.000
5
55. 000.000
15. 000.000
40. 000.000
6
70. 000.000
15. 000.000
55. 000.000
7
75. 000.000
15. 000.000
60.000.000
8
100. 000.000
20. 000.000
80. 000.000
9
120. 000.000
18. 000.000
102. 000.000
10
180. 000.000
20. 000.000
160.000.000
Jumlah
715. 000.000
338. 000.000
377. 000.000
   Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2012
            Dari tabel keuntungan yang diperoleh dari usaha penangkapan yang dilakukan mengalami peningkatan setiap tahunnya yang dimulai dari 0-10 dengan jumlah total keuntungan selama 10 tahun yaitu Rp. 377. 000.000.
V.        PENUTUP
A.     Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengamatan pada usaha penangkapan di Desa Pa’jukukang kec. Pa’jukukang Kab. Bantaeng dapat disimpulkan bahwa :
1). Keuntungan yang didapat selama 10 tahun sebesar Rp. 377.000.000. Dapat dilihat bahwa usaha tersebut mengalami peningkatan tiap tahunnya, artinya besarnya tingkat keuntungan tergantung dari besarnya tingkat penerimaan yang diperoleh dengan besarnya biaya yang dikeluarkan.
2). Pada usaha penangkapan dapat dinyatakan layak dengan kriteria Net B/C Ratio yang didapatkan sebesar 1 > 0, Gross B/C Ratio sebesar 1,141 >1 dan Internal Rate Of Return (IRR) sebesar 17,13% (lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku di Bank yaitu 15%), kemudian Probability Ratio sebesar 3,77.

B.    Saran
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disarankan bahwa :
1.    Diharapkan agar para nelayan dapat semakin meningkatkan keuntungan dan pendapatan dan tidak merusak ekosistem yang ada dan tidak melakukan over fishing.
2.    Perlunya di lakukan penelitian secara berkelajutan.


DAFTAR PUSTAKA
Kompasiana.2012.Diakses.http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2012/06/16/sumber-daya-perikanan-sebagai-tulang-punggung-perekonomian-indonesia. Pada tanggal 14 November 2012.
Nila, 2011.Diakses dari situs http://nilamahandika.blogspot.com/2011/07/kriteria-investasi.html.Pada tanggal 13 November 2012.

Wartapedia.2012.Diakses dari situs http://wartapedia.com/bisnis/potensi/903-minapolitan-potensi-perikanan-di-sulawesi-selatan.html. Pada tanggal 14 November 2012.

Wordpress.2009.Diakses dari situs http://lilis08.wordpress.com/2009/11/13/biaya-variabel-dan-biaya-tetap/. Pada tanggal 14 November 2012.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar