LAPORAN SOSIOLOGI
MASYARAKAT DAN KEPULAUAN
![]() |
PROSES SOSIAL MASYARAKAT PESISIR DI GALESONG UTARA KABUPATEN TAKALAR
Nama :
Maryono
Nim :
L241 10 004
Asisten : Khalfin Sipata
Kelompok : 2 (Dua)
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU
KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Takalar dengan ibukota Pattalasang
terletak 29 km arah selatan dari Kota Makassar ibukota Provinsi Sulawesi
Selatan. Luas wilayah Kabupaten Takalar adalah sekitar 566,51 km2. Bagian
Utara Kabupaten Takalar berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten Gowa,
bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Jeneponto dan Kabupaten Gowa, bagian
Selatan dibatasi oleh Laut Flores, sementara bagian Barat dibatasi oleh Selat
Makassar.
Luas wilayah daratan
Kabupaten Takalar memiliki luas aratan sekitar 325,63 km2. Luas wilayah pesisir 240,88 km2
diantaranya merupakan wilayah pesisir dengan panjang garis pantai sekitar 74
km. Jumlah desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Takalar berjumlah 83 yaitu
Kelurahan 22 dan Desa 61 yang tersebar di 9 (Sembilan) Kecamatan dalam Wilayah
Kab. Takalar.
Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
Menurut survei dari Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Takalar, wilayah peraiaran
selatan Kecamatan Galesong memperlihatkan penurunan rata-rata 10,35 kg hasil
tangkapan berukuran lebih besar dari 125 gram, menjadi 6,95 kg dengan kisaran
ukuran 80 – 125 gram dalam ukuran 4 – 5 tahun terakhir. Usaha budidaya rajungan
mulai dari pembenihan hingga pembesaran ini bertujuan untuk menghasilkan
teknologi budidaya yang efektif, efisien dan mudah diadopsi oleh
masyarakat.Keberhasilan pengembangan teknologi ini diharapkan bisa memberi
alternatif mata pencaharian bagi masyarakat. Dengan demikian akan ada penurunan
prosentase tingkat masyarakat miskin dan ujung-ujungnya bisa memberikan
konstribusi pada PAD serta peningkatan nilai ekspor non migas. Lebih dari itu
juga diharapkan bisa menyediakan sumber bahan baku rajungan.Upaya pengembangan
teknologi budidaya rajungan ini telah dirintis oleh Balai Budidaya Air Payau
Takalar sejak tahun 2004 dan telah menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan.Hal
in dapat dibuktikan dari tingkat kelangsungan hidup larva rata-rata mencapai 30
– 45 % hingga ukuran crablet 10. Untuk memperoleh hasil tersebut di gunakan
induk yang dipelihara dalam bak dan dilengkapi dengan substrat pasir yang
bersekat dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm. hal ini guna mengantisipasi sifat
kanibalisme (saling memakan) dengan kepadatan 1 ekor/sekat. Fungsinya untuk
mengantisipasi sifat kanibalisme (saling memakan).
Asumsi biaya produksi rajungan per siklus Rp. 4.700.000. Dengan perkiraan hasil penjualan pada harga rata-rata Rp. 250 – Rp. 300 per individu, maka akan diperoleh keuntungan Rp.2.770.000 per siklus produksi yang berlangsung kurang lebih satu bulan. Analisa usaha budidaya rajungan ini cukup menguntungkan.
Asumsi biaya produksi rajungan per siklus Rp. 4.700.000. Dengan perkiraan hasil penjualan pada harga rata-rata Rp. 250 – Rp. 300 per individu, maka akan diperoleh keuntungan Rp.2.770.000 per siklus produksi yang berlangsung kurang lebih satu bulan. Analisa usaha budidaya rajungan ini cukup menguntungkan.
Upaya pengembangan teknologi budidaya
rajungan tersebut, menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan.Dimana, tingkat
kelangsungan hidup larva rata-rata mencapai 30 persen hingga 45 persen dengan
ukuran crablet sepuluh.Untuk memeroleh hasil yang maksimal harus digunakan
induk rajungan yang dipelihara dalam bak, dengan dilengkapi substrat pasir
bersekat dengan ukuran tiga kali 60 sentimeter.Hal ini guna mengantisipasi
sifat kanibalisme atau saling memakan larva, dengan kepadatan satu ekor per
sekat substrat.Analisa usaha yang dilakukan pada teknologi budidaya ini cukup
menguntungkan.Hal tersebut dilihat dari asumsi biaya produksi per siklus yang
mencapai Rp 4.700 ribu.Adapun estimasi hasil penjualannya berkisar Rp 250
hingga Rp 300 per larva.Total keuntungan Rp 2.770 ribu per siklus, dengan
produksi lebih kurang satu bulan.Tujuan lain pembenihan dan budidaya ajungan ini,
guna mengantisipasi lonjakan permintaan ekspor. Meskipun kendalanya, terletak
pada peningkatan kebutuhan masyarakat akan komoditi rajungan ini.
Kecenderungan aktivitas penangkapan secara liar, dikhawatirkan akan berdampak pada ‘over exploita. Hasil survei yang dilakukan BBAP Takalar, di perairan selatan Gelesong dalam kurun waktu empat tahun hingga lima tahun terakhir, memperlihatkan angka penurunan dari hasil tangkapan rajungan dengan rata-rata 10,35 kilogram (Kg). Sedangkan ukuran lebih besar dari 125 gram berbobot 6,95 Kg (Eddy, 2010).
Kecenderungan aktivitas penangkapan secara liar, dikhawatirkan akan berdampak pada ‘over exploita. Hasil survei yang dilakukan BBAP Takalar, di perairan selatan Gelesong dalam kurun waktu empat tahun hingga lima tahun terakhir, memperlihatkan angka penurunan dari hasil tangkapan rajungan dengan rata-rata 10,35 kilogram (Kg). Sedangkan ukuran lebih besar dari 125 gram berbobot 6,95 Kg (Eddy, 2010).
Keunggulan geografis ini menjadikan
Takalar sebagai alternatif terbaik untuk investasi atau penanaman modal.Dengan
fasilitas pelabuhan yang ada, Takalar memiliki potensi akses regional maupun
nasional sebagai pintu masuk baru untuk kegiatan industri dan perdagangan untuk
kawasan Indonesia Timur.Demikian pula dengan sarana dan prasarana transportasi
darat seperti; akses jalan menuju kota Makassar, jarak yang relative tidak jauh
dari pelabuhan, potensi pariwisata yang didukung dengan keadaan alam, kehidupan
masyarakat, kondisi sosial budaya dan dunia usaha. (www.kmb-sulsel.net/,2011).
B. Tujuan
dan Kegunaan
Tujuan
dilalukan praktek lapang Sosiologi Masyarakat Pesisir dan Kepulauan yaitu untuk
mengetahui proses sosial yang terjadi di Desa Tamalate, Kecamatan Galesong
Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
Kegunaan
dari praktek lapang Sosiologi Masyarakat Pesisir dan Kepulauan adalah sebagai
bahan perbandingan antara teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan keadaan
sesungguhnya yang ada di lapangan, dan menggunakan data yang telah diambil
kemudian diolah.Dan mahasiswa dapat memberikan kebijakan kepada masyarakat jika
ada yang perlu diberikan.
II
.TINJAUAN PUSATAKA
A.
Definisi Sosiologi
Sosiologi
berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman
sedangkan Logosberarti
ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam
buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" (August Comte, 1798).
Walaupun banyak definisi tentang sosiologi
namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Masyarakat
adalah sekelompok individu
yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya.
Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku
sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Sebagai
sebuah ilmu,
sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil
pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat, dan masyarakat
dengan masyarakat.Selain itu, Sosiologi adalah ilmu yang membicarakan apa yang
sedang terjadi saat ini, khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat serta
berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris serta bersifat
umum.Sosiologi memusatkan kajiannya pada kehidupankelompok dan produk kehidupan
kelompok tersebut. Adat istiadat, tradisi, nilai-nilai hidup suatukelompok,
pengaruhnya terhadap kehidupan kelompok, proses interaksi di antara kelompok
dan perkembangan lembaga-lembaga sosial merupakan perhatian sosiologi. Ilmu sosial (Inggris:social science) atau ilmu pengetahuan sosial (Inggris:social studies) adalah sekelompok
disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusiadan lingkungan
sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena
menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metoda kuantitatif dan
kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan penelitian dengan cakupan
yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia di
masa kini dan masa lalu. Berbeda dengan ilmu sosial secara umum, IPS tidak
memusatkan diri pada satu topik secara mendalam melainkan memberikan tinjauan
yang luas terhadap masyarakat.Ilmu sosial, dalam mempelajari aspek-aspek
masyarakat secara subjektif, inter-subjektif, dan objektif atau struktural,
sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding dengan ilmu alam (www.jurusankomunikasi.blogspot.com, 2011).
Definisi sosiologi dari beberapa ahli yaitu :
1. AUGUSTE
COMTE
Sosiologi adalah Suatu disiplin ilmu yang bersifat
positif yaitu mempelajari gejala-gejala dalam masyarakat yang didasarkan pada
pemikiran yang bersifat rasional dan ilmiah.
2. MAX
WEBER
Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang
tindakan social atau perilaku-perilaku manusia
3. EMILE
DURKHEIM
Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari fakta-fakta
social yaitu fakta-fakta atau kenyataan yang berisikan cara bertindak, cara
perpikir dan cara merasakan sesuatu. Sosiologi
adalah Ilmu yang menyelidiki tentang susunan-susunan dan proses kehidupan
social sebagai suatu keseluruhan / suatu sistem.
4. PITIRIM SOROKIN
Sosiologi adalah suatu
ilmu yang mempelajari :
a. Hubungan dan pengaruh timbal balik
antara aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya antara gejala
ekonomi dengan agama; keluarga dengan moral; hukum dengan ekonomi; gerak
masyarakat dengan politik dan lain sebagainya).
b. Hubungan dan pengaruh timbal
balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala non-sosial (misalnya gejala
geografis, biologis,dan sebagainya).
c. Ciri-ciri umum semua jenis gejala
sosial lain.
5. SELO
SOEMARDJAN & SOELAEMAN SOEMARDI
Sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu
yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial.
Struktur Sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu
kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), kelompok kerja, para tokoh masyarakat serta lapisan-lapisan sosial yang terdapat pada masyarakat di daerah yang telah
dilakukan penelitian atau pengamatan oleh mahasiswa, dosen atau para peneliti
yang ingin mengambil data di daerah yang mereka inginkan.
6. SOERJONO
SOEKANTO
Sosiologi adalah Ilmu yang memusatkan perhatian pada
segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan
pola-pola umum kehidupan masyarakat.
B. Sosiologi
Perikanan
Sosiologi
perikanan merupakan cabang sosiologi yang mempunyai objek khusus yaitu masyarakat
pesisir yang hidup dari sumber daya laut seperti, nelayan,buruh,pembudidaya,
penangkapan, tambak di daerah air laut, tawar dan air payau sesuai dengan
potensi-potensi sumberdaya perikanan di daerah tersebut (Adnans, 1997).
1.Peranan Sosiologi Perikanan
antara lain (Adnans, 1997):
a.
Masyarakat
Perikanan sebagai obyek dalam melaksanakan kehidupannya;
b.
Dapat
mendiskripsikan dan memprediksi perilaku anggota masyarakat perikanan;
c. Mempelajari obyek apa yang terjadi
saat Ini, bukan apa yang seharusnya terjadi;
d. Mengamati indikator-indikator dari
proses kehidupan masyarakat perikanan atau di masyarakat pesisir yang sebagian
besar mengalami kemiskinan.
2.
Kegunaan
Masyarakat Pesisir antara lain (Adnans, 1997) :
a. Mengetahui gejolak sosial yang terjadi
dalam kehidupan masyrakat perikanan ;
b. Menjadi kebutuhan sarjana perikanan
sebagai agen pembaharu yang mampu bekerja secara professional ;
c. Memberikan penilaian dalam proses
perkembangan masyarakat perikanan.
C. Masyarakat
Pesisir
Masyarakat
pesisir adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusiayang sebagian
besar wilayahnya adalah wilayah pesisir, dengan karena sendirinya bertalian
secara golongan dan mempengaruhisatu sama lain.
Pada
hakikatnya pengertianmasyarakat mempunyai unsur-unsur sebagai berikut (http://id.shvoong.com, 2011) :
1.
Adanya
sejumlah manusia yang hidup bersama. Sekelompok masyarakat yang sudah lama
mendiami suatu daerah tertentu dengan aturan atau norma.
2. Bercampur atau bersama-sama untuk waktu yang
cukup lama, sudah ada sejak dulu. Dan menetap pada suatu daerah tertentu yang
diatur oleh norma social dan nilai social yang telah disepakati oleh masyarakat
setempat.
3. Menyadari bahwa mereka merupakan satu kesatuan,
menyadari bahwa mereka bersama-sama di ikat oleh perasaan anggotayang satu
dengan yang lainnya.
4. Menghasilkan suatu kebudayaan tertentu.
Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang memiliki temperamental dan karakter
watak yang keras dan tidak mudah di atur. Aparat birokrasilokal mengatakan hal
serupa dengan menyatakan, bahwa daerah pesisirtergolong desa yang paling rawan
kekerasan, kaum wanitanya juga bersikapkritis terhadap aparat desa yang
kebijakannya dinilai tidak benar, misalnya :merugikan kepentingan masyarakat
setempat.
D.
Proses Sosial dan Interaksi Sosial
Proses sosialadalah pengaruh timbal
balik antara berbagai segi kehidupan bersama, umpamanya pengaruh timbal balik
antara segi kehidupan ekonomi dengan segi kehidpuan politik, antara segi
kehidupan hukum dan segi kehidupan agama, antara segi kehidupan agama dan segi
kehidupan ekonomi dan lain sebagainya.
Proses
sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan
kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta
bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada
perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang terlah
ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara berbagai
segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan
politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum, dan seterusnya. Jadi, Proses sosial ialahpengaruh
timbal balik antara berbagai segi kehidupan orang perorang atau kelompok secara
bersama (Kusnadi, 2001).
Bentuk
umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan sebagai
proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya
aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial
yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok
manusia.Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara
kelompok tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi
anggota-anggotanya.Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi
pula di dalam masyarakat.Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi
benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok.Interaksi
sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua
belah pihak.Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antar masyarakat (Maryati,
2007).
Proses
sosial budaya merupakan hubungan antar individu yang saling mempengaruhi dalam
hal pengetahuan, sikap dan perilaku disebut interaksi sosial interaksi sosial
terjadi apabila tindakan atau perilaku sesorang dapat mempengaruhi, mengubah,
memperbaiki, atau mendorong perilaku, pikiran, perasaan, emosi orang lain.
1.
Faktor-faktor Proses
Sosial :
a.
Imitasi ialah salah satu segi positifnya
adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan
nilai-nilai yang berlaku.
b.
Sugesti
ialah faktor sugesti berlangsung
apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari
dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.
c.
Identifikasi
ialah identifikasi
sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk
menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada
imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
d. Proses Simpati sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa
tertarik pada pihak lain, baik dari segi fisik, perilaku, karekter, prinsip,
gaya hidup, sifat-sifat, karisma, aura, dan berbagai aspek atau indicator dari
orang tersebut (http://masthoms16.wordpress.com, 2011).
2. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi
Sosial dalam Proses Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis,
menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu
dengan kelompok:
a. Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk. Yaitu ntarindividu, antarindividu dengan kelompok, antar kelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
b. Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum (artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Arti secara harfiah adalah bersama-sama menyentuh.Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadinya hubungan badaniah.Sebagai gejala seosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena dewasa ini dengan adanya perkembangan teknologi, orang dapat menyentuh berbagai pihak tanpa menyentuhnya.Dapat dikatakan bahwa hubungan badaniah bukanlah syarat untuk terjadinya suatu kontak (http://masthoms16.wordpress.com,2011). .
a. Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk. Yaitu ntarindividu, antarindividu dengan kelompok, antar kelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
b. Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum (artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Arti secara harfiah adalah bersama-sama menyentuh.Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadinya hubungan badaniah.Sebagai gejala seosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena dewasa ini dengan adanya perkembangan teknologi, orang dapat menyentuh berbagai pihak tanpa menyentuhnya.Dapat dikatakan bahwa hubungan badaniah bukanlah syarat untuk terjadinya suatu kontak (http://masthoms16.wordpress.com,2011). .
3. Kontak sosial dapat terjadi dalam 3 bentuk
:
a.
Adanya
orang perorangan. Kontak sosial ini
adalah apabila anak kecil mempelajari kebuasaan dalam keluarganya. Proses
demikian terjadi melalui sosialisasi, yaitu suatu proses dimana anggota
masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat dimana
dia menjadi anggota dalam suatu kelompok ,organisasi atau lembaga yang terdapat
di suatu masyarakat tersebut.
b.
Ada
orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya. Kontak sosial ini misalnya adalah seseorang merasakan bahwa
tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat atau apabila
suatu partai politik memkasa anggota-anggotanya menyesuaikan diri dengan
ideologi dan programnya.
c.
Antara
suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Umpamanya adalah dua partai politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan parpol yang ketiga di pemilihan umumu.
Umpamanya adalah dua partai politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan parpol yang ketiga di pemilihan umumu.
Terjadinya suatu kontak tidaklah semata-mata tergantung dari
tindakan, tetapi juga tanggapan terhadap tindakan tersebut. Kontak sosial yang
bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sengangkan yang bersifat
negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama seali tidak menghasilkan
suatu interaksi sosial.Suatu kontak dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak
perimer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan
berhadapan muka.Kontak sekunder memerlukan suatu perantara.Sekunder dapat
dilakukan secara langsung.
Hubungan-hubungan yang sekunder tersebut dapat dilakukan
melalui alat-alat telepon, telegraf, radio, dst.Arti terpenting komunikasi
adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang
berwujud pembicaraan, gera-gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa
yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian
memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain
tersebut.Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan suatu
kelompok manusia atau perseorangan dapat diketahui oleh kelompok atau orang
lain( Nasikun, 1985).
4. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat
berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan bahkan dapat
juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict).
Pertikaian mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian, namun
penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu, yang dinamakan
akomodasi. Ini berarti kedua belah pihak belum tentu puas sepenunya.
Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari
interaksi sosial. Keempat bentuk poko dari interaksi sosial tersebut tidak
perlu merupakan suatu kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu dimulai
dengan kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi
pertikaian untukakhirnya sampai pada salah satu proses-proes yang Assosiatif,
yaitu akomodasi(Accomodation) (Soekanto, 1985).
5. Proses-proses yang Asosiatif
a.
Kerja
Sama (Cooperation)
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok
manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama
tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan
bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari
mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam
pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima.
Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu
diperlukan bagi mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat
terlaksana dengan baik.Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan
terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainya (yang merupakan
out-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat jika ada hal-hal yang
menyinggung anggota/perorangan lainnya.
Fungsi Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley ”kerjasama
timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan
yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan
pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan
tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya
organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna”.
e.
Akomodasi
(Accomodation)
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti : menujukkan
pada suatu keadaan dan untuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada
keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan
nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses
akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan
yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.
Akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para
sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang
sama artinya dengan adaptasi dalam biologi.
Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok
manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk
mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk
menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak
kehilangan kepribadiannya.Pertentangan itu tidak menimbulkan konflik yang
berkepanjangan terhadapa para pelaku sosial.
f. Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia
ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat
antara individu atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha
untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan
memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama yang telah direncanakan sebelumnya (Soekanto, 1985).
6.
Proses-proses yang
Disosiatif
a.
Persaingan (Competition)
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu
proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari
keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu
menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan
cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada
tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.
b. Kontraversi (Contravetion)
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses
sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian yang
terjadi di masyarakat.
c. Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
c. Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
Pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan
misalnya dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola
perilaku, dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan
yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian yang terjadi di
dalam masyarakat, antar individu maupun antar kelompok masyarakat (Soekanto,
1985).
III. Metodologi
Praktek
A. Waktu
dan Tempat
Praktek lapang
Sosiologi Masyarakat Pesisir dan Kepulauan dilaksanakan pada hari sabtu–
minggu, tanggal 22 – 23 Oktober 2011 yang bertempat di Desa Tamalate,
Kecematan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Kota Madya Makassar, Sulawesi
Selatan.
B. Metode
pengambilan
Adapun metode
pengambilan data yang digunakan yaitu :
a.
Obsevasi
adalah teknik pengambilan data dengan melihat langsung dan kondisi daerah
sekitar.
b.
Wawancara
adalah teknik pengambilan data dengan wawancara langsung dengan masyarakat
setempat.
c.
Studi
pustaka adalah membandingkan data hasil yang di dapat dari lapangan dengan data
dari pustaka.
d.
Focus
Group Discussions adalah mendiskusikan data hasil yang di dapat dari lapangan
kemudian menyimpulkan hasil data tersebut.
C. Sumber
Data
Adapun sumber
data yang dikumpulkan dalam praktek lapang Sosper, antara lain
a.
Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung kepada
beberapa responden dengan menggunakan kuisioner serta observasi di lapangan.
b. Data
sekunder diperoleh melalui studi berbagai pustaka yang menjadi literature atau
referensi dan melalui laporan-laporan instansi pemerintah dan swasta yang terkait .
D. Analisis Data
Analisis SWOT adalah instrument
perencanaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan
dan kelemahan dan kesempatan eksternal dan ancaman, instrument ini memberikan
cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah
strategi. Instrumen ini menolong para perencanaan apa yang bisa dicapai, dan
hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka. (Schuler, 1986).
DAFTAR
PUSTAKA
Adnans, 1997.Sosiologi
Perikanan.Jurusan Sosial Ekonomi.
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.
Eddy, Nurcahyo. 2010. Komoditi Krustasea. Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Takalar.
Kusnadi, dkk, 2001.Perempuan
Pesisir. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Maryati,
Kun dan Juju Suryawati, 2007. Sosiologi untuk SMA dan Kelas X. Jakarta:
Erlangga.
Nasikun,1985.Sistem Sosial Indonesia. Jakarta, CV. Rajawali.
Schuler, 1986. Empowerment and the
Law. Analisis SWOT.
Soekanto, Soerjono, 1985. Memperkenalkan Sosiologi. Jakarta, CV.
Rajawal.
http://www.jurusankomunikasi.blogspot.com-proses-sosial-dan-interaksi
sosial.html.(Diakses
pada tanggal 15Oktober 2011, pukul
10:02).
http://www.masthoms16.wordpress.com-pengertian-proses-sosial. (Diakses pada tanggal 15
Oktober 2011, pukul 16:23).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar