Minggu, 23 Desember 2012

SOSIOLOGI MASYARAKAT DAN KEPULAUAN


LAPORAN SOSIOLOGI
MASYARAKAT DAN KEPULAUAN

Description: Description: UNHAS biasa

PROSES SOSIAL MASYARAKAT PESISIR DI GALESONG UTARA               KABUPATEN TAKALAR



Nama              : Maryono
Nim                 : L241 10 004
Asisten            : Khalfin Sipata
Kelompok        : 2 (Dua)




        PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
I. PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Takalar dengan ibukota Pattalasang terletak 29 km arah selatan dari Kota Makassar ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Luas wilayah Kabupaten Takalar adalah sekitar 566,51 km2. Bagian Utara Kabupaten Takalar berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten Gowa, bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Jeneponto dan Kabupaten Gowa, bagian Selatan dibatasi oleh Laut Flores, sementara bagian Barat dibatasi oleh Selat Makassar.
Luas wilayah daratan Kabupaten Takalar memiliki luas aratan sekitar 325,63 km2. Luas wilayah pesisir 240,88 km2 diantaranya merupakan wilayah pesisir dengan panjang garis pantai sekitar 74 km. Jumlah desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Takalar berjumlah 83 yaitu Kelurahan 22 dan Desa 61 yang tersebar di 9 (Sembilan) Kecamatan dalam Wilayah Kab. Takalar.
Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Menurut survei dari Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Takalar, wilayah peraiaran selatan Kecamatan Galesong memperlihatkan penurunan rata-rata 10,35 kg hasil tangkapan berukuran lebih besar dari 125 gram, menjadi 6,95 kg dengan kisaran ukuran 80 – 125 gram dalam ukuran 4 – 5 tahun terakhir. Usaha budidaya rajungan mulai dari pembenihan hingga pembesaran ini bertujuan untuk menghasilkan teknologi budidaya yang efektif, efisien dan mudah diadopsi oleh masyarakat.Keberhasilan pengembangan teknologi ini diharapkan bisa memberi alternatif mata pencaharian bagi masyarakat. Dengan demikian akan ada penurunan prosentase tingkat masyarakat miskin dan ujung-ujungnya bisa memberikan konstribusi pada PAD serta peningkatan nilai ekspor non migas. Lebih dari itu juga diharapkan bisa menyediakan sumber bahan baku rajungan.Upaya pengembangan teknologi budidaya rajungan ini telah dirintis oleh Balai Budidaya Air Payau Takalar sejak tahun 2004 dan telah menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan.Hal in dapat dibuktikan dari tingkat kelangsungan hidup larva rata-rata mencapai 30 – 45 % hingga ukuran crablet 10. Untuk memperoleh hasil tersebut di gunakan induk yang dipelihara dalam bak dan dilengkapi dengan substrat pasir yang bersekat dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm. hal ini guna mengantisipasi sifat kanibalisme (saling memakan) dengan kepadatan 1 ekor/sekat. Fungsinya untuk mengantisipasi sifat kanibalisme (saling memakan).
            Asumsi biaya produksi rajungan per siklus Rp. 4.700.000. Dengan perkiraan hasil penjualan pada harga rata-rata Rp. 250 – Rp. 300 per individu, maka akan diperoleh keuntungan Rp.2.770.000 per siklus produksi yang berlangsung kurang lebih satu bulan. Analisa usaha budidaya rajungan ini cukup menguntungkan.
Upaya pengembangan teknologi budidaya rajungan tersebut, menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan.Dimana, tingkat kelangsungan hidup larva rata-rata mencapai 30 persen hingga 45 persen dengan ukuran crablet sepuluh.Untuk memeroleh hasil yang maksimal harus digunakan induk rajungan yang dipelihara dalam bak, dengan dilengkapi substrat pasir bersekat dengan ukuran tiga kali 60 sentimeter.Hal ini guna mengantisipasi sifat kanibalisme atau saling memakan larva, dengan kepadatan satu ekor per sekat substrat.Analisa usaha yang dilakukan pada teknologi budidaya ini cukup menguntungkan.Hal tersebut dilihat dari asumsi biaya produksi per siklus yang mencapai Rp 4.700 ribu.Adapun estimasi hasil penjualannya berkisar Rp 250 hingga Rp 300 per larva.Total keuntungan Rp 2.770 ribu per siklus, dengan produksi lebih kurang satu bulan.Tujuan lain pembenihan dan budidaya ajungan ini, guna mengantisipasi lonjakan permintaan ekspor. Meskipun kendalanya, terletak pada peningkatan kebutuhan masyarakat akan komoditi rajungan ini.
Kecenderungan aktivitas penangkapan secara liar, dikhawatirkan akan berdampak pada ‘over exploita. Hasil survei yang dilakukan BBAP Takalar, di perairan selatan Gelesong dalam kurun waktu empat tahun hingga lima tahun terakhir, memperlihatkan angka penurunan dari hasil tangkapan rajungan dengan rata-rata 10,35 kilogram (Kg). Sedangkan ukuran lebih besar dari 125 gram berbobot 6,95 Kg (Eddy, 2010).
Keunggulan geografis ini menjadikan Takalar sebagai alternatif terbaik untuk investasi atau penanaman modal.Dengan fasilitas pelabuhan yang ada, Takalar memiliki potensi akses regional maupun nasional sebagai pintu masuk baru untuk kegiatan industri dan perdagangan untuk kawasan Indonesia Timur.Demikian pula dengan sarana dan prasarana transportasi darat seperti; akses jalan menuju kota Makassar, jarak yang relative tidak jauh dari pelabuhan, potensi pariwisata yang didukung dengan keadaan alam, kehidupan masyarakat, kondisi sosial budaya dan dunia usaha.  (www.kmb-sulsel.net/,2011).
B.  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilalukan praktek lapang Sosiologi Masyarakat Pesisir dan Kepulauan yaitu untuk mengetahui proses sosial yang terjadi di Desa Tamalate, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
            Kegunaan dari praktek lapang Sosiologi Masyarakat Pesisir dan Kepulauan adalah sebagai bahan perbandingan antara teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan keadaan sesungguhnya yang ada di lapangan, dan menggunakan data yang telah diambil kemudian diolah.Dan mahasiswa dapat memberikan kebijakan kepada masyarakat jika ada yang perlu diberikan.
II .TINJAUAN PUSATAKA
A.     Definisi Sosiologi
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logosberarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" (August Comte, 1798).
Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.
 Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat, dan masyarakat dengan masyarakat.Selain itu, Sosiologi adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris serta bersifat umum.Sosiologi memusatkan kajiannya pada kehidupankelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut. Adat istiadat, tradisi, nilai-nilai hidup suatukelompok, pengaruhnya terhadap kehidupan kelompok, proses interaksi di antara kelompok dan perkembangan lembaga-lembaga sosial merupakan perhatian sosiologi. Ilmu sosial (Inggris:social science) atau ilmu pengetahuan sosial (Inggris:social studies) adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusiadan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metoda kuantitatif dan kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia di masa kini dan masa lalu. Berbeda dengan ilmu sosial secara umum, IPS tidak memusatkan diri pada satu topik secara mendalam melainkan memberikan tinjauan yang luas terhadap masyarakat.Ilmu sosial, dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-subjektif, dan objektif atau struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding dengan ilmu alam (www.jurusankomunikasi.blogspot.com, 2011).
Definisi sosiologi dari beberapa ahli yaitu :  
1.    AUGUSTE COMTE
Sosiologi adalah Suatu disiplin ilmu yang bersifat positif yaitu mempelajari gejala-gejala dalam masyarakat yang didasarkan pada pemikiran yang bersifat rasional dan ilmiah.
2.    MAX WEBER
Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang tindakan social atau perilaku-perilaku manusia
3.    EMILE DURKHEIM
Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari fakta-fakta social yaitu fakta-fakta atau kenyataan yang berisikan cara bertindak, cara perpikir dan cara merasakan sesuatu. Sosiologi adalah Ilmu yang menyelidiki tentang susunan-susunan dan proses kehidupan social sebagai suatu keseluruhan / suatu sistem.
4.     PITIRIM SOROKIN
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari :
a.    Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial   (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama; keluarga dengan moral; hukum dengan ekonomi; gerak masyarakat dengan politik dan lain sebagainya).
b.    Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala non-sosial (misalnya gejala geografis, biologis,dan sebagainya).
c.    Ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial lain.
5.    SELO SOEMARDJAN & SOELAEMAN SOEMARDI
Sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
Struktur Sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), kelompok kerja, para tokoh masyarakat serta lapisan-lapisan sosial yang terdapat pada masyarakat di daerah yang telah dilakukan penelitian atau pengamatan oleh mahasiswa, dosen atau para peneliti yang ingin mengambil data di daerah yang mereka inginkan.
6.    SOERJONO SOEKANTO
Sosiologi adalah Ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
B.   Sosiologi Perikanan 
Sosiologi perikanan merupakan cabang sosiologi yang mempunyai objek khusus yaitu masyarakat pesisir yang hidup dari sumber daya laut seperti, nelayan,buruh,pembudidaya, penangkapan, tambak di daerah air laut, tawar dan air payau sesuai dengan potensi-potensi sumberdaya perikanan di daerah tersebut  (Adnans, 1997).
1.Peranan Sosiologi Perikanan antara lain (Adnans, 1997):
a.    Masyarakat Perikanan sebagai obyek dalam melaksanakan kehidupannya;
b.    Dapat mendiskripsikan dan memprediksi perilaku anggota masyarakat perikanan;
c.    Mempelajari obyek apa yang terjadi saat Ini, bukan apa yang seharusnya terjadi;
d.    Mengamati indikator-indikator dari proses kehidupan masyarakat perikanan atau di masyarakat pesisir yang sebagian besar mengalami kemiskinan.
2.    Kegunaan Masyarakat Pesisir antara lain (Adnans, 1997) :
a.    Mengetahui gejolak sosial yang terjadi dalam kehidupan masyrakat perikanan ;
b.    Menjadi kebutuhan sarjana perikanan sebagai agen pembaharu yang mampu bekerja secara professional ;
c.    Memberikan penilaian dalam proses perkembangan masyarakat perikanan.
C.   Masyarakat Pesisir
Masyarakat pesisir adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusiayang sebagian besar wilayahnya adalah wilayah pesisir, dengan karena sendirinya bertalian secara golongan dan mempengaruhisatu sama lain.
Pada hakikatnya pengertianmasyarakat mempunyai unsur-unsur sebagai berikut (http://id.shvoong.com, 2011) :
1.    Adanya sejumlah manusia yang hidup bersama. Sekelompok masyarakat yang sudah lama mendiami suatu daerah tertentu dengan aturan atau norma.
2.    Bercampur atau bersama-sama untuk waktu yang cukup lama, sudah ada sejak dulu. Dan menetap pada suatu daerah tertentu yang diatur oleh norma social dan nilai social yang telah disepakati oleh masyarakat setempat.
3.    Menyadari bahwa mereka merupakan satu kesatuan, menyadari bahwa mereka bersama-sama di ikat oleh perasaan anggotayang satu dengan yang lainnya.
4.    Menghasilkan suatu kebudayaan tertentu. Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang memiliki temperamental dan karakter watak yang keras dan tidak mudah di atur. Aparat birokrasilokal mengatakan hal serupa dengan menyatakan, bahwa daerah pesisirtergolong desa yang paling rawan kekerasan, kaum wanitanya juga bersikapkritis terhadap aparat desa yang kebijakannya dinilai tidak benar, misalnya :merugikan kepentingan masyarakat setempat.
D.   Proses Sosial dan Interaksi Sosial  
Proses sosialadalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, umpamanya pengaruh timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dengan segi kehidpuan politik, antara segi kehidupan hukum dan segi kehidupan agama, antara segi kehidupan agama dan segi kehidupan ekonomi dan lain sebagainya.
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang terlah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum, dan seterusnya. Jadi, Proses sosial ialahpengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan orang perorang atau kelompok secara bersama (Kusnadi, 2001).
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat.Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok.Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak.Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antar masyarakat (Maryati, 2007).
Proses sosial budaya merupakan hubungan antar individu yang saling mempengaruhi dalam hal pengetahuan, sikap dan perilaku disebut interaksi sosial interaksi sosial terjadi apabila tindakan atau perilaku sesorang dapat mempengaruhi, mengubah, memperbaiki, atau mendorong perilaku, pikiran, perasaan, emosi orang lain.
1.    Faktor-faktor Proses Sosial :
a.    Imitasi ialah salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.
b.    Sugesti ialah faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.
c.    Identifikasi ialah identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
d.    Proses Simpati sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain, baik dari segi fisik, perilaku, karekter, prinsip, gaya hidup, sifat-sifat, karisma, aura, dan berbagai aspek atau indicator dari orang tersebut (http://masthoms16.wordpress.com, 2011).   
2.    Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial dalam Proses Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok:
            a. Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk. Yaitu ntarindividu, antarindividu dengan kelompok, antar kelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
             b. Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum (artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Arti secara harfiah adalah bersama-sama menyentuh.Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadinya hubungan badaniah.Sebagai gejala seosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena dewasa ini dengan adanya perkembangan teknologi, orang dapat menyentuh berbagai pihak tanpa menyentuhnya.Dapat dikatakan bahwa hubungan badaniah bukanlah syarat untuk terjadinya suatu kontak
(http://masthoms16.wordpress.com,2011).    .
3.    Kontak sosial dapat terjadi dalam 3 bentuk :
a.    Adanya orang perorangan. Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari kebuasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi melalui sosialisasi, yaitu suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat dimana dia menjadi anggota dalam suatu kelompok ,organisasi atau lembaga yang terdapat di suatu masyarakat tersebut.
b.    Ada orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya.   Kontak sosial ini misalnya adalah seseorang merasakan bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat atau apabila suatu partai politik memkasa anggota-anggotanya menyesuaikan diri dengan ideologi dan programnya.
c.    Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Umpamanya adalah dua partai politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan parpol yang ketiga di pemilihan umumu.
Terjadinya suatu kontak tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan, tetapi juga tanggapan terhadap tindakan tersebut. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sengangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama seali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.Suatu kontak dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak perimer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka.Kontak sekunder memerlukan suatu perantara.Sekunder dapat dilakukan secara langsung.
Hubungan-hubungan yang sekunder tersebut dapat dilakukan melalui alat-alat telepon, telegraf, radio, dst.Arti terpenting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gera-gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan suatu kelompok manusia atau perseorangan dapat diketahui oleh kelompok atau orang lain( Nasikun, 1985).
4.    Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
            Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict).
Pertikaian mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian, namun penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu, yang dinamakan akomodasi. Ini berarti kedua belah pihak belum tentu puas sepenunya.
Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial. Keempat bentuk poko dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan suatu kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian untukakhirnya sampai pada salah satu proses-proes yang Assosiatif, yaitu akomodasi(Accomodation) (Soekanto, 1985).   
5.    Proses-proses yang Asosiatif
a.    Kerja Sama (Cooperation)
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima.
Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan baik.Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainya (yang merupakan out-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat jika ada hal-hal yang menyinggung anggota/perorangan lainnya.
Fungsi Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley ”kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna”.
e.    Akomodasi (Accomodation)
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti : menujukkan pada suatu keadaan dan untuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.
Akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi.
Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.Pertentangan itu tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan terhadapa para pelaku sosial.
f.     Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara individu atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama yang telah direncanakan sebelumnya (Soekanto, 1985).
6.    Proses-proses yang Disosiatif
a.    Persaingan (Competition)
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.
b.    Kontraversi (Contravetion)
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian yang terjadi di masyarakat.
            c.   Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
Pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian yang terjadi di dalam masyarakat, antar individu maupun antar kelompok masyarakat (Soekanto, 1985).
III. Metodologi Praktek
A.  Waktu dan Tempat
Praktek lapang Sosiologi Masyarakat Pesisir dan Kepulauan dilaksanakan pada hari sabtu– minggu, tanggal 22 – 23  Oktober  2011 yang bertempat di Desa Tamalate, Kecematan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Kota Madya Makassar, Sulawesi Selatan.
B.   Metode pengambilan
Adapun metode pengambilan data yang digunakan yaitu :
a.      Obsevasi adalah teknik pengambilan data dengan melihat langsung dan kondisi daerah sekitar.
b.      Wawancara adalah teknik pengambilan data dengan wawancara langsung dengan masyarakat setempat.
c.      Studi pustaka adalah membandingkan data hasil yang di dapat dari lapangan dengan data dari pustaka.
d.      Focus Group Discussions adalah mendiskusikan data hasil yang di dapat dari lapangan kemudian menyimpulkan hasil data tersebut.
C.   Sumber Data
Adapun sumber data yang dikumpulkan dalam praktek lapang Sosper, antara lain 
a. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung kepada beberapa responden dengan menggunakan kuisioner serta observasi di lapangan.
b. Data sekunder diperoleh melalui studi berbagai pustaka yang menjadi literature atau referensi dan melalui laporan-laporan instansi pemerintah dan swasta  yang terkait .
DAnalisis Data
            Analisis SWOT adalah instrument perencanaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan eksternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencanaan apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka. (Schuler, 1986).   











                                                    DAFTAR PUSTAKA        
Adnans, 1997.Sosiologi Perikanan.Jurusan Sosial Ekonomi.   Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.
Eddy, Nurcahyo. 2010. Komoditi Krustasea. Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Takalar.
Kusnadi, dkk, 2001.Perempuan  Pesisir. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Maryati, Kun dan Juju Suryawati, 2007. Sosiologi untuk SMA dan Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Nasikun,1985.Sistem Sosial Indonesia. Jakarta, CV. Rajawali.
Schuler, 1986. Empowerment and the Law. Analisis SWOT.
Soekanto, Soerjono, 1985. Memperkenalkan Sosiologi. Jakarta, CV. Rajawal.
http://erica.net23.net/6.html. (Diakses pada tanggal 18Oktober  2011, pukul 20:02).  
http://www.jurusankomunikasi.blogspot.com-proses-sosial-dan-interaksi sosial.html.(Diakses pada tanggal 15Oktober  2011, pukul 10:02).
http://www.masthoms16.wordpress.com-pengertian-proses-sosial. (Diakses pada tanggal 15 Oktober  2011, pukul 16:23). 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar