Minggu, 30 Desember 2012

EKONOMI PRODUKSI



EKONOMI PRODUKSI




 
LAPORAN PRAKTEK LAPANG


 
unhas













NAMA                 : AKBAR NASIR
NIM                     : L 241 10 254
KELOMPOK     : I (SATU)
ASISTEN           :AL IMRAN JURITNO JAMAL





PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
EKONOMI PRODUKSI


 
LAPORAN PRAKTEK LAPANG


OLEH:
AKBAR NASIR
L 241 10 254


Laporan Praktek Lapang Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah EkonomiProduksi
Pada Jurusan Perikanan
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Hasanuddin
Makassar







PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
01LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK LAPANG
EKONOMI PRODUKSI
NAMA                         : AKBAR NASIR
N I M                           : L 241 10 254
LOKASI                      :  DESA PA’JUKUKANG, KECEMATAN PA’JUKUKANG, KABUPATEN BANTAENG, SULAWESI SELATAN
ASISTEN                    :  AL IMRAN JURITNO JAMAL


Laporan Praktek Lapang ini telah diperiksa dan disetujui oleh :


Mengetahui :
Koordinator Asisten Praktikum                                          Asisten
Ek

              .FAIZAL, S.Pi.                                        AL IMRAN JURITNO JAMAL
                                                                                              L241 08 258                                                                               
Kordinator PraktekLapang,

Dr. Hamzah, S.Pi, M.Si
NIP.197101262001121001
Tanggal pengesahan : November  2012
LEMBAR NILAI
LAPORAN PRAKTEK LAPANG
EKONOMI PRODUKSI
NAMA                         : AKBAR NASIR
N I M                           : L 241 10 254
LOKASI                      :  DESA PA’JUKUKANG, KECEMATAN PA’JUKUKANG, KABUPATEN BANTAENG, SULAWESI SELATAN
ASISTEN                    :  AL IMRAN JURITNO JAMAL
NILAI LAPORAN       : (A     B     C     D     E )
ANGKA                      : (................)
Mengetahui :
Koordinator Asisten Praktikum                                          Asisten
Ek
              .FAIZAL, S.Pi.                                        AL IMRAN JURITNO JAMAL
                                                                                              L241 08 258
                                                                                                       
Kordinator Mata Kuliah,
Dr. Hamzah, S.Pi, M.Si
NIP.197101262001121001

Catatan:
A    = 81 - 100
B    = 61 - 80
C   = 41 - 60
D   = 21 - 40
E    = < 20
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, hidayah dan petunjuk yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga LaporanPraktekLapangEkonomi Produksi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Tak terlepas dari itu, dalam rangka penyusunan laporan ini penulis telah banyak memperoleh bimbingan, motivasi serta buah pikiran dari berbagai pihak. Berbagai upaya tersebut tidak dapat terlupakan bagi penulis, oleh karena itu melalui kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Al Imran Juritno Jamal selaku asisten pembimbing yang senantiasa membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan laporan ini, sertapihak-pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan rahmat serta karunianya dan memberi pahala atas segala bentuk bantuan, baik materil maupun spiritual.
Disamping itu penulis paparkan pula bahwa laporan ini hadir dihadapan pembaca dengan kesempurnaan yang relatif masih jauh dari yang diinginkan, hal ini penulis sadari sepenuhnya dan untuk itu menjadi tanggung jawab penulis sendiri.
Akhirnya penulis berharap kiranya laporan ini dapat berguna bagi pembacanya, dan penulis berharap kritik dan sarannya atas ketidaksempurnaan laporan ini sebagai bahan koreksi atas laporanpenulis selanjutnya.

Makassar, November  2012


PENULIS

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................  i
HALAMAN SAMPUL  ..................................................................................... ii
LEMBAR NILAI ...............................................................................................  iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................  v
DAFTAR ISI ....................................................................................................  vi
BAB I. PENDAHULUAN
A. LatarBelakang …………………………………………………………………. 1 
B. Tujuan dan Kegunaan…………………………………………………………  2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A.Ekonomi Produksi..................……………………………….………………… 4
B.Fungsi Produksi............................…..….…….……………………………….  5     
C. Faktor-Faktor Produksi.....…………………………..………...……….....   7
BAB III. METODOLOGI PRAKTEK
A. WaktudanTempat ……………………………………………………………..  9
B. MetodePengambilan Data…………………………………………………….  9     
C. Sumber Data…………………………………………………………………….       9
D. Analisis Data …………………………………………………………………… 9
BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
A. KeadaanUmumLokasiPraktek ………………………………………………   10
B. Sarana dan prasarana.………………………………………………………… 11
C. Data Responden…….…………………………………………………………  11
D. Faktor-FaktorProduksi ................................................................................. 12
E. Proses Produksi ..........................................................................................   13
F. Analisis Data …………………………………………………………………… 14

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………………………………………………............... 20
B. Saran ……………………………………………………………………………..      20
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................   vii
LAMPIRAN ......................................................................................................  viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 SaranadanPrasaranaDesaPa’jukukang………………………………       12
Tabel 2 DeskripsiResponden…………………………………………………….     12
Tabel 3 Data Umum ………………………………………………...……………….    15
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia dengan jumlah pulau kurang lebih 17.507 buah pulau. Dengan garis pantai 81.000 Km. Negara Indonesia memiliki luas wilayah 3,1 juta Km2  (terdiri atas 0,3 juta Km2  peraiaran teritorial dan 2,8 juta Km2 peraiaran nusantara). Dengan zona ekonomi eklusif seluas 2,7 Km2 ( berdasarkan UNCLOS, 19820, maka luas wilayah perairan indonesia seluruhnya menjadi 5,8 Km2. Batas terluar dari ZEE ini adalah 200 mil dari garis pantai pada surut terendah (Lampe, 2008).
Potensi perikanan tangkap yang besar di Indonesia telah menarik banyak pelaku usaha baik investor dalam negeri maupun investor asing untuk berinvestasi dalam usaha perikanan tangkap di Indonesia. Jika dilihat dari potensinya, sumberdaya perikanan yang terkandung dalam wilayah perairan Nasional dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) yang seluas 5,8 juta Km2 adalah sebesar 6,26 juta ton/tahun (kppu.go.id, 2012)
Potensi sektor perikanan Provinsi Sulsel meliputi perikanan laut dan perikanan darat (tambak air payau, kolam, sawah, danau, sungai, dan rawa). Berdasarkan data produksi perikanan menurut kabupaten/kota di Sulsel pada tahun 2005 menunjukkan, secara keseluruhan produksi perikanan laut mencapai 315.734 ton dengan daerah pengahasil terbesar adalah Kabupaten Bone sebesar 67.707,9 ton. Kemudian menyusul Kabupaten Jeneponto dengan 43.670,7 ton, Kabupaten Takalar sebesar 39.543,5 ton.  Sementara produksi perikanan darat secara keseluruhan mencapai 425.753,44 ton yang meliputi tambak 391.745,40 ton, kolam 13.798,90 ton, sawah 37,442 ton, danau 14.252,40 ton, dan sungai 2.091,4 ton, dan produksi perikanan rawa mencapai 5.919,30 ton (batukar.info, 2012).
            Provinsi Sulawesi Selatan Ibu Kota Makassar, dengan luas wilayah daratan secara keseluruhan 45.574,48 km2 dengan panjang garis pantai sekitar 1.973,7 km merupakan salah satu provinsi di kawasan timur Indonesia yang mempunyai wilayah perairan pantai dan laut cukup luas.
            Kondisi geografis Provinsi Sulawesi Selatan menggambarkan potensi sumberdaya alam yang kaya baik di darat maupun di laut. Sulawesi Selatan jika ditinjau dari konteks pesisir maka luas sumberdaya alami yang dimanfaatkan berupa kegiatan penangkapan ikan dan wisata (Lampe, 2008).
Kabupaten Bantaeng adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan. Terletak dibagian selatan provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 395,83 km² atau 39.583 Ha yang dirinci berdasarkan Lahan Sawah mencapai 7.253 Ha (18,32%) dan Lahan Kering mencapai 32.330 Ha. Secara administrasi Kabupaten Bantaeng terdiri atas 8 kecamatan yang terbagi atas 21 kelurahan dan 46 desa. Jumlah penduduk mencapai 170.057 jiwa. Kabupaten Bantaeng terletak di daerah pantai yang memanjang pada bagian barat dan timur sepanjang 21,5 kilometer yang cukup potensial untuk perkembangan perikanan dan rumput laut (id.wikipedia.org, 2012).
Melihat potensi sumberdaya perairan yang cukup besar dan diengkapi dengan alat penangkapan yang baik, maka dirasa perlu untuk mengetahui kondisi perekonomiannya dilihat dari jumlah hasil tangkapannya. Hal tersebut kemudian yang melatar belakangi dilakukan praktek lapang ekonomi produksi.

B. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan diadakannya praktek lapang ekonomi produksi yaitu untuk mengetahui proses produksi suatu usaha serta faktor-faktor produksi pada suatu usaha.
            Kegunaan dilakukannya praktek lapang mata kuliah Ekonomi Produksi Perikanan agar kita dapat melihat secara langsung proses produksi penjualan usaha perikanan sebagai bahan pertimbangan antara teori di bangku kuliah dengan kondisi di lapangan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Ekonomi Produksi
Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas untuk menghasilkan barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi (Sukirno, 2005).
Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan materiil sepuasnya-puasnya dengan sumberdaya yang terbatas. Produksi dalam artian yang umum didefinisikan sebagai segala kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan atau menambah guna atas suatu benda untuk memenuhi kebutuhan kepuasan manusia. Setiap proses untuk menghasilkan barang dan jasa dinamakan “Proses Produksi”. Produksi dalam artian lebih “operasional” adalah suatu proses dimana satu atau beberapa barang dan jasa yang di sebut “input” diubah menjadi barang dan jasa yang di sebut “output”. Ekonomi Produksi dapat diartikan sebagai “Peraturan rumah tangga di bidang produksi oleh karena terbatasnya sumberdaya sedangkan kebutuhan produsen tidak kunjung dipuaskan” (id.wikipedia.org, 2012).
Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat menambah atau menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang atau mungkin jasa. untuk melaksanakan kegiatan produksi tersebut tentu saja perlu dibuat suatu perencanaan yang menyangkut apa yang akan diproduksi, berapa anggarannya dan bagaimana pengendalian dan pengawasannya Bahkan harus perlu difikirkan, kemana hasil produksi akan didistribusikan, karena pendistribusian dalam bentuk penjualan hasil produksi pada akhirnya merupakan penunjang untuk kelanjutan produksi (id.shvoong.com, 2011).
Ekonomi produksi adalah suatu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran melalui upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang (Sukirno, 2005).

B. Fungsi Produksi
Menurut Soekartawi (2003) fungsi produksi adalah hubungan fisik antara variabel yang dijelaskan (Y) dan variabel yang menjelaskan (X). Variabel yang dijelaskan biasanya berupa output dan variabel yang menjelaskan biasanya merupakan input.
Dalam pembahasan teori ekonomi produksi, maka telaah yang banyak diminati dan dianggap penting adalah telaah fungsi produksi ini. Hal tersebut disebabkan karena beberapa hal, antara lain:
1.   Dengan fungsi produksi, maka peneliti dapat mengetahui hubungan antara input dan output secara langsung dan hubungan tersebut dapat lebih mudah dimengerti.
2.   Dengan fungsi produksi, maka peneliti dapat mengetahui hubungan antar variabel yang dijelaskan (dependent variable) Y, dan variabel yang menjelaskan (independent variable) X, serta sekaligus mengetahui hubungan antarvariabel penjelas. Secara matematis, hubungan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Y  =  f  (X1, X2, X3, … , Xn)
Dengan fungsi produksi tersebut maka dapat diketahui hubungan X dan Y sekaligus hubungan antar X dengan X lainnya.
1. Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang
Dalam teori ekonomi diambil satu asumsi dasar mengenai sifat dasar fungsi produksi yaitu fungsi produksi dari semua produksi di mana semua produsen dianggap tunduk pada suatu hukum yang disebut hukum tambahan hasil yang semakin berkurang (The Law Of Diminishing Return).
Hukum ini mengatakan bila satu macam input ditambah penggunaannya sedang input-input yang lain tetap, maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula meningkat tetapi kemudian seterusnya menurun bila input tersebut terus ditambah (Boediono, 1997).
Definisi formal hukum tambahan hasil yang semakin berkurang menurut Miller dan Meiners (1997) dalam Iryadini (2010) menyatakan bila semua input kecuali satu konstan, maka penambahan jumlah unit input secara bertahap sampai batas tertentu akan menurunkan tingkat (persentase) kenaikan atau pertambahan produk, atau dalam kata lain, mulai batas tertentu itu, produk fisik marginal yang dihasilkan input variabel tadi akan berkurang.
Hukum ini berlaku apabila :
1.   Hanya ada satu input variabel (bisa diubah-ubah, bisa ditambah ataudikurangi) sedangkan seluruh input lainnya senantiasa konstan.
2.   Proses produksi tetap, artinya tidak ada perubahan teknologi.
3.   Koefisien produksi bersifat variabel.

2. Teori Produksi dengan Dua Input Berubah
Boediono (1997) menggabungkan bagaimana tingkat produksi akan mengalami perubahan apabila dimisalkan faktor produksi yaitu tenaga kerja, terus menerus ditambah tetapi faktor-faktor produksi lainnya dianggap tetap jumlahnya.
Dalam analisis berikut terdapat dua jenis faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya, yakni tenaga kerja dan modal, dan kedua faktor yang dapat berubah ini dapat dipertukarkan penggunaannya. Apabila dimisalkan harga tenaga kerja dan pembayaran per unit kepada faktor modal diketahui, analisis tentang bagaimana perusahaan akan meminimumkan ongkos dalam usahanya untuk mencapai suatu tingkatan produksi tertentu dapat ditunjukkan.
C. Faktor Faktor Produksi
Dalam ilmu ekonomi, faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources)  (Wikipedia, 2012).
Faktor-faktor produksi dalam perekonomian industri Perbedaan utama suatu sistem ekonomi terhadap yang lainnya terletak pada cara system itu mengelola factor-faktor produksinya, yaitu sumber daya dasar yang dipergunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.  Adapun komponennya adalah:
1. Tenaga kerja, mencakup waktu yang dipergunakan oleh pekerja dalam suatu proses produksi, kontribusi fisik maupun intelektualnya sesuai dengan kualifikasinya, yaitu tenaga kerja terdidik, tenaga kerja trampil, atau tenaga kerja tidak terdidik.
2.    Modal, berbentuk barang-barang tahan lama (barang modal) disebut juga modal konkret dan dapat juga berbentuk abstrak. Sumber utama modal bisa berupa investasi pribadi yang berasal dari pengusaha individu, mitra bisnis atau investor pembeli saham yang bersangkutan.
3.   Wirausahawan, sebagai individu yang melihat peluang dan mau menanggung resiko yang timbul dari penciptaan dan pengoperasian usaha bisnisnya.
4.   Sumber daya fisik alam, meliputi sumber daya alam non-energi: bahan tambang seperti tembaga, biji besi dan pasir; juga sumber daya energi seperti  bahan bakar industri; serta fasilitas perkantoran dan produksi.



III. METODOLOGI PRAKTEK
A.     Waktu dan Tempat
Praktek lapang Ekonomi Produksi Perikanan dilaksanakan pada hari Sabtu–Minggu,  tanggal 10 - 11 November 2012, yang bertempat di desa Pa’jukukang, Kecamatan Pa’jukukang, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.

B. Metode Pengambilan Data
Ada pun metode pengambilan data yang digunakan antara lain:
1.   Observasi yaitu peninjauan langsung kelapangan.
2.   Wawancara adalah matode pengambilan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada responden.
3.   Studi pustaka adalah membandingkan data hasil yang di dapat dari lapangan dengan data dari pustaka.

C. Sumber Data
Ada pun sumber data yang digunakan antara lain:
1.   Data primer adalah data yang diperoleh dari observasi atau wawancara  secara langsung di lapangan.
2.   Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku atau pustaka lain yang digunakan sebagai pengangan pembelajaran.

D. Analisis Data
Analisis pendapatan untuk menghitung nilai aktifitas produksi perikanan budidaya rumput laut menggunakan Hukum Cobb Doglas adalah sebagai berikut:
         Y = ao X1ᵇ¹  X2ᵇ² X3ᵇ³ ...........Xnᵇⁿ
Dimana :    Y               : hasil produksi fisik (matrik)
                  ao             : konstanta
                  b1........bn : Koefisien
X1.......Xn : faktor-faktor produksi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.   Keadaan Umum Lokasi
            Kabupaten Bantaeng adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Terletak dibagian selatan provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 395,83 km² atau 39.583 Ha yang dirinci berdasarkan Lahan Sawah mencapai 7.253 Ha (18,32%) dan Lahan Kering mencapai 32.330 Ha. Secara administrasi Kabupaten Bantaeng terdiri atas 8 kecamatan yang terbagi atas 21 kelurahan dan 46 desa.Jumlah penduduk mencapai 170.057 jiwa. [2] Kabupaten Bantaeng terletak di daerah pantai yang memanjang pada bagian barat dan timur sepanjang 21,5 kilometer yang cukup potensial untuk perkembangan perikanan dan rumput laut.
            Secara geografis Kabupaten Bantaeng terletak pada titik 5o21'23"-5o35'26" lintang selatan dan 119o51'42"-120o5'26" bujur timur.Berjarak 125 Km kearah selatan dari Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan. Luas wilayahnya mencapai 395,83 Km2 dengan jumlah penduduk 170.057 jiwa (2006) dengan rincian Laki-laki sebanyak 82.605 jiwa dan perempuan 87.452 jiwa. Terbagi atas 8 kecamatan serta 46 desa dan 21 kelurahan.Pada bagian utara daerah ini terdapat dataran tinggi yang meliputi pegunungan Lompobattang.Sedangkan di bagian selatan membujur dari barat ke timur terdapat dataran rendah yang meliputi pesisir pantai dan persawahan (Wikipedia, 2012).
            Desa Pa’ Jukukang memiliki luas daerah sebesar 11.9 km2.Desa ini terletak di kecamatan Pa’ Jukukang kabupaten Bantaeng dengan jumlah penduduk sekitar 4.016 jiwa.Di desa Pa’ Jukukang terbagi atas 8 dusun.
Adapun batas-batas wilayah dari desa Pa’ Jukukang adalah sebagai berikut :
-       Sebelah Timur berbatasan dengan desa Borongloe
-       Sebelah Utara berbatasan dengan desa Tomboloe
-       Sebelah Barat berbatasan dengan desa Nipa-Nipa
-       Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores
Pada umumnya mata pencaharian warga sebagai petani budidaya rumput laut, namun ada juga masyarakat yang memiliki perkerjaan tambahan sebagai nelayan tangkap, tukang kebun, dan petani. Pada tahun 2007 dana yang dialokasikan untuk masyarakat tersebut berdampak positif pada awalnya. Tetapi seiring berjalannya waktu pendapatan masyarakat semakin menurun. Penyebab utamanya adalah manajemen dana yang buruk (Kepala Desa).

B.     Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Pajukukang, kecamatan Pajukukang, kabupaaten Bantaeng adalah
Tabel 1. Sarana dan prasarana
Fasilitas
Jumlah
Masjid
5
Sekolah
3
TPI
1
Kantor desa
1
Sumber : Data sekunder, 2012
Berdasarkan tabel diatas di desa Pa`jukukang terdapat sebuah masjid,sekolah , TPI dan kantor desa
C. Data Responden
Tabel 2.Data Responden
Nama Responden
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Jumlah tanggungan
Enal
40
SMP
Petani rumput laut
2orang

Adapun data responden yang diperoleh di lokasi praktik yaitu di desa pa’jukukang, kecamatan pa’jukukang, kabupaten Bantaeng dengan nama responden yaitu Kinang, berusia 53 tahun, pendidikan terakhir yang dilalui ialah SMP, bekerja sebagai petani rumput laut selama 4 (empat) tahun dengan jumlah tanggungan 3 (tiga) orang.
D. Faktor Faktor Produksi
Sebagaimana diketahui bahwa faktor-faktor produksi itu meliputi sumberdaya alam, tenaga kerja, modal, dan terakhir yaitu wirausahawan. Jika dikaitkan dengan kondisi yang ada di lapangan maka faktor-faktor produksi yang digunakan antara lain
1.    Sumberdaya alam
Suberdaya alam yang dimanfaatkan untuk bisa melakukan budidaya rumput laut yaitu pertama laut sebagai medium tempat diadakannya usaha budidaya rumput laut ini. Selanjutnya bibit-bibit rumput laut sebagai bahan utama untuk melakukan budidaya rumput laut.
Sumberdaya Manusia (tenaga kerja)
Dalam melakukan usaha ini diperlukan tenaga kerja pada setiap proses produksi yang diadakan seperti pembibitan, pemeliharaan, pemanenan, dan pengeringan. Untuk pemeliharaan dan pengeringan bisanya hanya menggunakan tenaga pemilik usaha sendiri. Berbeda dengan pembibitan dan pemanenan yang memerlukan kuantitas yang cukup besar maka tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja sewaan yang banyak. Biasanya berjumlah 15-20 orang dimana perlu adanya pengeluaran seperti upah atau gaji untuk mereka.


2.    Modal
Berbicara masalah modal, tidak hanya berkaitan dengan uang. Namun keterampilan juga termasuk kedalam modal. Untuk keterampilan pembudidaya rumput laut bisa dikatakan cukup baik karena melihat hasil-hasil yang mereka peroleh banyak sehingga bisa menutupi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Sementara untuk modal yang berupa uang, responden yang saya wawancarai mengatakan bahwa modalnya didapatkan dari pinjaman uang dari bank.
Wirausaha
Usaha budidaya rumput laut ini sudah bisa dikatakan pekerjaan wirausaha yang memerlukan keberanian dan kesiapan dalam menghadapi resiko kerugian jika nantinya melakukan usaha ini. Sehingga perlu adanya manajerial dari si petani agar resiko-resiko dari melakukan usaha ini bisa diminimalisir.
E.   Proses Produksi
            Pada proses produksi budidaya rumput laut dilakukan beberapa hal diantaranya ialah dilakukan pembersihan lahan untuk dijadikan tempat budidaya rumput laut, mengikat bibit rumput laut pada tali yang dihitung dalam satuan bentangan, setelah dilakukan pengikatan bibit selanjutnya di tenggelamkan di perairan lahan budidaya. Setiap hari dilakukan pengontrolan yaitu pagi dan sore hari, tujuannya adalah untuk mengamati pertumbuhan rumput laut.Setelah dilakukan pemeliharaan selama 45 hari, maka rumput laut tersebut siap untuk dipanen dan kemudian didistribusikan.





F.  Analisis Data
no
nama Responden
jumlah produksi (y)
jumlah bentangan (X1)
bibit( X2)
tenaga kerja (X3)
1
Kinang
200
250
500
7.86
2
Enal
350
200
400
13.5
3
Supri
540
300
600
15.2
4
Makki
200
150
400
7.2
5
Dg.Sattu
80
100
200
5.45
6
Lukman
300
200
400
6.2
7
Syari'
100
100
250
6.5
8
Dg.Malu
350
150
300
7.75
9
Bahar
1000
450
900
22.38
10
Dg.Naba
200
150
300
14

Jumlah
3320
2050
4250
106.04

no
nama Responden
log y
log x1
logx2
logx3
1
Kinang
2.301029996
2.397940009
2.69897
0.895423
2
Enal
2.544068044
2.301029996
2.60206
1.130334
3
Supri
2.73239376
2.477121255
2.778151
1.181844
4
Makki
2.301029996
2.176091259
2.60206
0.857332
5
Dg.Sattu
1.903089987
2
2.30103
0.736397
6
Lukman
2.477121255
2.301029996
2.60206
0.792392
7
Syari'
2
2
2.39794
0.812913
8
Dg.Malu
2.544068044
2.176091259
2.477121
0.889302
9
Bahar
3
2.653212514
2.954243
1.34986
10
Dg.Naba
2.301029996
2.176091259
2.477121
1.146128

Jumlah
24.10383108
22.65860755
25.89076
9.791924

REGRESSION
  /DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N
  /MISSING LISTWISE
  /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA CHANGE
  /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
  /NOORIGIN
  /DEPENDENT produksi
  /METHOD=ENTER bentangan bibit T.Kerja.






Regression

Descriptive Statistics


Mean
Std. Deviation
N

Produksi
2.4104
.32543
10

Bentangan
2.2659
.20552
10

Bibit
2.5891
.19039
10

T.Kerja
.9792
.20565
10



Correlations


produksi
bentangan
Bibit
T.Kerja
Pearson Correlation
Produksi
1.000
.898
.874
.789
Bentangan
.898
1.000
.974
.754
Bibit
.874
.974
1.000
.725
T.Kerja
.789
.754
.725
1.000
Sig. (1-tailed)
Produksi
.
.000
.000
.003
Bentangan
.000
.
.000
.006
Bibit
.000
.000
.
.009
T.Kerja
.003
.006
.009
.
N
Produksi
10
10
10
10
Bentangan
10
10
10
10
Bibit
10
10
10
10
T.Kerja
10
10
10
10












Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables Removed
Method
1
T.Kerja, bibit, bentangana
.
Enter
a. All requested variables entered.

. Dependent Variable: produksi



Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R Square Change
F Change
df1
df2
Sig. F Change
1
.914a
.836
.753
.16163
.836
10.162
3
6
.009
a. Predictors: (Constant), T.Kerja, bibit, bentangan























ANOVAb

Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.

1
Regression
.796
3
.265
10.162
.009a

Residual
.157
6
.026



Total
.953
9




a. Predictors: (Constant), T.Kerja, bibit, bentangan



b. Dependent Variable: produksi





Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-.531
.941

-.565
.593
bentangan
1.082
1.226
.683
.882
.412
Bibit
.035
1.262
.020
.027
.979
T.Kerja
.410
.400
.259
1.026
.345







a. Dependent Variable: produksi

















Y1 = a. X­­­­­­1 b1. X2 b2. X3 b3
Y1 = - 0,531 . X­­­­­­1 1,082. X2 0,035. X3 0,410



1.   Bentangan
Dari hasil analisis data diketahui bahwa b1 = 1,082 artinya bahwa jika jumlah bentangan di tambah 1 % maka hasil panen rumput laut meningkat sebesar 1,082%.
2.   Bibit
Dari hasil analisis data diketahui bahwa b2 = 0,035 artinya bahwa jika bibit di tambah 1 % maka hasil panen rumput laut meningkat  sebesar 0,035%.
3.   Tenaga Kerja
Dari hasil analisis data diketahui bahwa b3 =0,410  artinya bahwa jika tenaga kerja di tambah 1 % maka hasil tangkapan meningkat sebesar 0,410%
b. Return To Scale
           ∑ bi = b1 + b2 + b3
                   =1,082 + 0,035 + 0,410
                   = 1,527
            Dari hasil tersebut diketahui bahwa ∑ bi  1 artinya terjadi increasing return to scale, hal itu berarti bahwa setiap penambahan input sebesar 1 % maka output akan bertambah sebesar 1,527 %
c. Analisis Efisiensi Produksi
Nilai Produksi Marginal


NPM   = Pxi
 =1

 
 



Y          = 332 kg
X1        = 205 bentangan
X2        = 425 kg
X3        = 10,60
Py        = Rp.2300,-/kg
Px1      = Rp.500,-/bentangan
Px2      = Rp.500.-/kg
Px3      = Rp.700.-/ikat
1)  Bentangan
NPM   =  =1
                = 8,06
                                                8,061
      Jadi berdasarkan hasil analisis, nilai produksi marginal terhadap penggunaan x1 diperoleh hasil kurang dari 1 dan hal ini berarti bahwa penggunaan X1 (bentangan) belum efisien.
2)    Bibit
NPM   =  =1                
 =  0,13
                                0,13  1
Jadi berdasarkan hasil analisis, nilai produksi marginal terhadap penggunaan X2 diperoleh hasil kurang dari 1 dan hal ini berarti bahwa penggunaan X2(bibit) tidak efisien.

3)      Tenaga Kerja
NPM   =  =1       
         
 =  42,19
                        42,19  1
jadi berdasarkan hasil analisis, nilai produksi marginal terhadap penggunaan X3 diperoleh hasil kurang dari 1 dan hal ini berarti bahwa penggunaan X3(Tenaga kerja) tidak efisien.




















V. PENUTUP

A.  Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dari praktek lapang Ekononi produksi yang dilaksanakan di desa Pa’jukukang, Kec.Pa’jukukang, Kab. Bantaeng, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.   Persamaan fungsi dari hubungan jumlah produksi dengan jumlah bentangan, bibit, dan tenaga kerja yaitu :
Y1 = -0,645 X­­­­­­1 0,444. X2 -0,311. X3 1,208
2.   Berdasarkan analisis elastisitas produksi maka diperoleh hasil :
a)  Nilai b1 =0,444 artinya bahwa jika jumlah bentangan di tambah 1 % maka jumlah produksi meningkat sebesar 0,444 %.
b)  Nilai b2 = - 0,311 artinya bahwa jika bibit ditambah 1 % maka Jumlah produksi menurun sebesar  0,311 %.
3.   Untuk return to scale nilai Σ bi > 1 artinya terjadi increasing return to scale, hal itu berarti bahwa setiap penambahan input sebesar 1 % maka output akan bertambah sebesar 1,1963 %.
4.   Untuk analisis efesiensi produksi maka diperoleh hasil NPM X1, X2,  dan X3  lebih besar dari satu artinya penggunaan X1, X2, dan X3  belum efesien.

B.           Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan agar praktek lapang Evaluasi Proyek perikanan dapat berlangsung lebih efektif yaitu  sebaiknya dalam Penentuan lokasi Praktek lapang dapat di sesuaikan dengan tempat responden petani rumput laut agar praktikan tidak kelelahan dalam mencari rumah responden.
DAFTAR PUSTAKA

Lampe. 2008. Wawasan sosial budaya bahari. Universitas Hasanuddin. Makassar
Sukirno.2005 Teori Ekonomi Mikro. Rafika Aditama. Bandung

http://wikipedia.com//kabupaten_Bantaeng ,2012 (diakses pada tanggal 5 November 2012 pukul 19.00 wita).

Boediono, 1997. Ekonomi Produksi. Yogyakarta – BPFE
http://id.shvoong.com/business-management/pengertianproduksi.2011.(Diakses pada pada tanggal 08 November 2012, pukul 19.18 WITA)
http://www.batukar.info/wiki/sda-sulawesi-selatan, 2012 (diakses pada tanggal 08 November 2012, pukul 18.21 wita)
http://www.kppu.go.id/docs/Positioning_Paper/positioning_paper_klaster_perikanan.pdf, 2012. (diakses pada tanggal 08 November 2012, pukul 18.14 wita)
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_mikro, 2012. (diakses pada tanggal 07 November 2012, pada pukul 22.10, di Makassar)
http://id.wikipedia.org/wiki/Faktor_produksi. (diakses pada tanggal 08 November 2012, pada pukul 22.07, di Makassar)
Iryadini, Lisnawati. 2010. Analisis Faktor Produksi Industri Kecil Kerupuk Kabupaten Kendal. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro – Semarang
Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi. PT.RajaGrafindo Persada – Jakarta 
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar