Senin, 17 Desember 2012

Lucky K-Lazhie Seven


” Lucky K-Lazhie Seven ”
(LKS)
KARYA : LIBRA.H.M

SANG BAPAK : DIPERANKAN MUH.HADE MOPILIE
ANAK KE 1      : DIPERANKAN AKBAR NASIR
ANAK KE 2      : DIPERANKAN SULKIFLY
ANAK KE 3      : DIPERANKAN A.MUH ZULFADLY
ANAK KE 4      : DIPERANKAN RACHMAT SUTRIYANTO
ANAK KE 5      : DIPERANKAN NANANG NOVRIANDY
ANAK KE 6      : DIPERANKAN IBRAHIM AZIS
ANAK KE 7      : DIPERANKAN M.DARWIS

Latar suasana sebuah rumah orang bangsawan dengan kelimpahan harta yang snagat banyak. Seorang bapak sedang duduk termenung dan merasakan sakit yang di deritanya itu yang membuat dirinya seakan-akan ingin meninggalkan dunia ini.
Bapak : Wahai anakku yang paling sulung, kemarilah mendekat padaku, aku    ingin memberitakan sesuatu padamu.
Akbar  : ada apa pak, sepertinya dari raut muka bapak yang sudah kusut karena tidak pernah di setrika menampakkan bahwa berita bapak ini sangat penting, sekali lagi ada apa bapakku?
Bapak : sekali lagi...sekali lagi...nah ini ni..yang saya tidak suka
Akbar  : maaf ba..pak! Cuma just kidding
Bapak : baiklah kalau begitu buatkan aku just kidding sekalian just melon ok!
Akbar  : just kidding itu artinya dilarang merokok eh salah Cuma bercanda, emangnya ada berita apa sih pak?
Bapak : oh..itu toh artinya, saya kira itu semacam minuman. Begini ibumu sudah lama meninggalkan kita, sekarang kini tinggal aku sendiri yang mengurus kalian bertujuh dan akupun merasa umurku sudah tak panjang lagi, hari-hariku sebentar lagi
Akbar  : astagfirullah..bapak jangan bilang gitu, tapi kalau bapak menginginkan itu yah cepat aja sana..uups..astagfirullah, maaf pak aku keceplosan, trus hubungannya berita itu dengan aku?
Bapak : Begini seperti yang saya bilang tadi, hari-hariku sebentar lagi, aku ingin mewariskan hartaku yang banyaknya melampaui tingginya gunung, yang takkan habis dipakai oleh tujuh turunan. Karena kamu yang paling hancur dintara saudara-saudara kamu jadi, aku ingin kamu mengumpulkan kakak-kakak kamu dihadapanku untuk membuat hari-hari terakhirku bahagia, sebagai imbalan kalian bertujuh berhak mendapatkan harta warisanku itu.
Akbar  : baiklah aku akan panggil mereka semua pak, tunggu aku sebentar.
Sambil Akbar memanggil adik-adiknya, sang bapak masih duduk termenung sambil memandangi langit-langit rumahnya.
Akbar  : ini pak saya sudah kumpulkan adik-adik aku, tapi adikku nanang sedang pergi entah kemana.
Bapak : baiklah kalau begitutunjukkan kehebatan kalian masing-masing, syaratnya untuk mendapat harta warisanku kalian harus membuat aku bertepuk tangan. Mulailah kalian dari anak pertama secara berurutan sampai anak paling bungsu.
Akbar :  (menunjukkan aksinya sebagai seorang penyair)
Bapak : (bertepuk tangan) hebat..hebat..
Kiply &: (menunjukkan aksinya berdua sebagai pemain sepak bola)
Pendy
Bapak : (bertepuk tangan) hebat..hebat..
Anto :    (menunjukkan aksinya sebagai seorang pelukis)
Bapak : (bertepuk tangan) hebat..hebat
Nanang muncul secara tiba-tiba
Bapak : (bertepuk tangan) hebat..hebat..
Na2ng: maaf pak saya terlambat, saya habis duel sama valentino rossi dilapangan syekh yusuf, dan akhirnya aku bisa juga mengalahkan dia selama berpuluh-puluh hari.
Darwis: tapi kak saya mau nanya..dimana kepalamu?
Na2ng: ini bodoh
Darwis: oh..saya kira udah hilang gara-gara balap motor tadi
Baim   : (menunjukkan aksinya sebagai seorang ulama)
Bapak : bertepuk tangan) hebat..hebat..
Darwis: (menunjukkan aksinya sebagai seorang musisi)
Bapak : (bertepuk tangan) hebat..hebat..
Akhirnya ke7 anak itu sudah memperlihatkan kehebatan mereka masing-masing
Akbar  : bagaimana pak, kami sudah menunjukkan kehebatan kami masing-masing dalam istilah penyair dikatakan bahwa bagai burung yang sedang bercinta di atas pohon cinta. Dan sekarang bapak harus memutuskan siapa yang berhak mendapatkan harta warisan bapak!
Bapak : wahai anak-anakku yang kocak, lucu, asyik, sters, heboh, imut dan ember, maafkan aku! Tadi saat kalian menunjukkan kehebatan kalian, sebenarnya aku tak memperhatikan kalian.
Kiply    : trus gimana nih pak, kalau istilah dalam dunia sepak bola sih seorang pelatih yang tak memikirkan kesehatan anak asuhannya..
Bapak : tapi keberuntungan berpihak pada kalian
Pendy : maksudnya???
Bapak : tadi saat kalian menunjukkan kehebatan kalian secara tidak sadar aku tepuk tangan kan?
Anto    : iya sih pak, kalau dalam istilah pelukis bagai melukis di atas air nih!
Bapak : tapi aku tepuk tangan bukan karena kalian.
Na2ng : trus karena apa pak? kalau dalam istilah balap sih mengikuti lomba tapi tak ingin juara!
Bapak : aku tepu tangan karena sesuatu hal?
Baim   : Sesuatu hal apakah itu pak? Kalau dalam istilah agama janganlah kamu memperpanjang-panjang suatu perkataan karena di akhirat nanti semua ucapan dan perbuatan kita kan di pertanggungjawabkan.
Bapak : baik lah aku akan jelaskan satu persatu
Darwis : iya pak..ayo dong ..aku sudah tidak sabar.. kalau dalam istilah....
Semua : ah.. istilah..istilah.. udah..udah..
anak
Akbar  : mulai dari aku yah pak!
Bapak : aku tepuk tangan karena aku bangga pada guru kalian yaitu pak komar, dia bukan hanya sebagai guru teater tapi mengajarkan kalian bagaimana jadi seorang saatrawan dan penyair
Kiply &: trus kami pak?
Pendy
Bapak : aku bangga pada guru olahraga kalian karena telah melahirkan bibit-bibit pemain sepak bola seperti kalian
Anto    : lalu aku pak?
Bapak : aku semkin bangga pada pak komar dia tak hanya guru teater, pintar melukis tapi dia juga seorang pelukis yang handal.
Na2ng : trus aku pak?
Bapak : kalau kamu memang aku tak lihat kehebatan kamu, kamu hanya menceritakan kehebatanmu bukan memperlihatkan dihadapanku.
Semua: ah......
anak
Bapak : Tadi aku tepuk tangan karena melihat kepala sekolah kalian dan aku bangga karena dia sudah membuat kegiatan yang sangat bagus ini.
Baim   : kalau aku pak?
Bapak : aku bangga pada guru agama kalian yang telah melahirkan seorang ulama seperti kamu ini yang seharusnya patut di contoh oleh kakak-kakak kamu dan adikmu.
Darwis : trus aku..aku pak?
Bapak : memang kamu dibanggakan yah?
Darwis : ah..bapak kamu jahat..
Semua: ah........
Anak
Bapak : begini, aku bangga pada guru musik kalian yamg telah melahirkan talenta dan makhluk seperti kau ini yang tidak hanya mukanya ganteng, cerdas penuh wibawah pokoknya mantap deh
Darwis : makasih...makasih...
Bapak : Ya..Allah ampuni aku karena telah bohong pada anakku yang satu ini.
Semua: ah........
Anak
Bapak : tapi kali ini keberuntungan di pihak kalian semua
Akbar  : jadi gimana nih keputusannya?
Bapak : sesuai janji bapak siapa yang dapat membuatku bertepuk tangan dialah yang akan ku berikan harta warisanku!
Kiply    : tapi pak semuanya di tepuk tangani
Bapak : yah..gampang, saya kasih saja kalian bertujuh harta warisanku
Pendy : oh gitu yah
Bapak : yah ..memangnya mau kalian bagaimana?
Anto    : kalau maunya saya sih pak, kasih aku aja, biar aku yang atur
Bapak : wah, kalau gitu tidak adil karena aku tak percaya sama kamu
Na2ng : kalau begitu belikan saja aku segudang motor balap, bereskan
Bapak : wah..lebih-lebih kamu paling boros pakai uang
Baim   : kakak-kakak sebaiknya bapak sajalah yang mengatur semuanya
Bapak : yah..itu baru usulan yang bagus
Darwis : tapi......
Semua: udah..banyak nanya lagi
Anak
Bapak : aku akan membagi rata pada kalian semua. Sekarang kalian harus ingat pesan terakhirku ini
Semua anak menunduk mendengarkan perkataan bapak mereka
Bapak : umurku sudah tak panjang lagi, aku sudah tak sanggup untuk menahan sakit asma ku ini. Jika hari ini juga aku meninggal kalian harus jaga diri kalian, saling tolonglah menolong dan jangan menyusahkan orang lain dan satu lagi kalian harus menggunakan harta itu dengan sebaik-baiknya.
Semua: baik pak, kami akan mengingat pesan bapak
Anak
Sang bapak pun mengambil tujuh amplop didalm sakunya dan diberikannya satu persatu pada ke tujuh anaknya.
Bapak : kalian pergunakanlah dengan baik.
Semua: baik pak
Anak
Akbar  : dalam hitungan 1,2,3 kita akan membuka amplop ini bersama-sama
Tapi, tiba-tiba asma sang bapak kambuh dan akhirnya di menghembuskan nafas terakhirnya
Darwis : eh..kakak-kakak lihat bapak kenapa!
Akbar  : bapak, kenapa bapak pergi dengan begitu sangatlah cepat,  padahal aku masih ingin merebut harta bapak
Kiply    : hey..kamu jangan berkata seperti itu
Baim   : iya kak..istigfar kak sebelum Allah memurkaimu
Akbar  : Astagfirullah...adik-adikku...baiklah saya sebagai anak tunggal tapi banyak adiknya, eh salah sebagai anak yang paling sulung, tapi say tidak suka main suling, sukanya makan kambing guling
Anto    : udah..udah jangan kebanyakan ngomong ntat kamu kebanyakan istri loh
Akbar  : maaf..kita harus selalu mengingat pesan bapak dan kita harus menggunakan harta warisan ini dengan baik
Kiply : baiklah kalau gitu mari kita buka bersama-sama
Mereka pun membuka bersama-sama, kecuali darwis yang masih ragu untuk membukanya. Dan pada saat mereka buka bersama-sama ternyata di dalamnya bukanlah sebuah harta di dalamnya melainkan sebuah kertas yang isinya sebuah tulisan
Pendy : wah..apaan nih?
Akbar  : hey..semua lihat punyaku ini bacanya coba lagi..bekerja keras
Kiply    : kalau aku maju terus dilarang mundur
Pendy : kalau aku terus mencoba
Anto    : kalau aku jangan putus asa
Na2ng : kalau aku, maaf tidak ada untuk orang seperti kamu, baikilah sifatmu
Baim   : kalau aku jangan menyerah untuk mendapatkan sesuatu
Kiply   : waduh..gimana nih?
Baim   : begini, sesungguhnya apa yang bapak lakukan sangatlah benar, kalian tahu ngak mengapa bapak melakukan ini semua?
Pendy : apaan?
 Baim  :  dia ingin memberitahukan kita bahwa harta yang paling berharga adalah nyawa beserta keluarga kitalah yang paling berharga

Akbar   : betul apa yang dikatakan baim, bapak tak ingin melihat kita berfoya-foya akibat harta yang segitu banyaknya kita dapat, bapak ingin melihat kita bekerja keras untuk mendapatkan uang bukan karena keberuntungan yang kita dapat.
Anto     : eh, tunggu dulu kayaknya darwis belum buka amplopnya
Na2ng  : iya..ayo cepat buka!
Darwis : baiklah aku akan membukanya
Akbar   : hey, apa isinya
Darwis : maaf kak, aku ngak bisa baca
Semua : ah......buntu-buntu
anak
Akbar   : gini biar penonton aja yang baca ..
Dan ternyata bacanya adalah

SEKIAN DAN TERIMA KASIH






Tidak ada komentar:

Posting Komentar