” Lucky K-Lazhie Seven ”
(LKS)
KARYA : LIBRA.H.M
SANG BAPAK : DIPERANKAN MUH.HADE MOPILIE
ANAK KE 1 :
DIPERANKAN AKBAR NASIR
ANAK KE 2 :
DIPERANKAN SULKIFLY
ANAK KE 3 : DIPERANKAN A.MUH ZULFADLY
ANAK KE 4 : DIPERANKAN RACHMAT SUTRIYANTO
ANAK KE 5 :
DIPERANKAN NANANG NOVRIANDY
ANAK KE 6 :
DIPERANKAN IBRAHIM AZIS
ANAK KE 7 :
DIPERANKAN M.DARWIS
Latar suasana
sebuah rumah orang bangsawan dengan kelimpahan harta yang snagat banyak.
Seorang bapak sedang duduk termenung dan merasakan sakit yang di deritanya itu
yang membuat dirinya seakan-akan ingin meninggalkan dunia ini.
Bapak :
Wahai anakku yang paling sulung, kemarilah mendekat padaku, aku ingin memberitakan sesuatu padamu.
Akbar : ada apa pak, sepertinya dari raut muka
bapak yang sudah kusut karena tidak pernah di setrika menampakkan bahwa berita
bapak ini sangat penting, sekali lagi ada apa bapakku?
Bapak : sekali lagi...sekali lagi...nah ini ni..yang saya
tidak suka
Akbar : maaf
ba..pak! Cuma just kidding
Bapak : baiklah kalau begitu buatkan aku just kidding
sekalian just melon ok!
Akbar : just kidding itu artinya dilarang merokok
eh salah Cuma bercanda, emangnya ada berita apa sih pak?
Bapak :
oh..itu toh artinya, saya kira itu semacam minuman. Begini ibumu sudah lama
meninggalkan kita, sekarang kini tinggal aku sendiri yang mengurus kalian
bertujuh dan akupun merasa umurku sudah tak panjang lagi, hari-hariku sebentar
lagi
Akbar : astagfirullah..bapak jangan bilang gitu,
tapi kalau bapak menginginkan itu yah cepat aja sana..uups..astagfirullah, maaf
pak aku keceplosan, trus hubungannya berita itu dengan aku?
Bapak :
Begini seperti yang saya bilang tadi, hari-hariku sebentar lagi, aku ingin
mewariskan hartaku yang banyaknya melampaui tingginya gunung, yang takkan habis
dipakai oleh tujuh turunan. Karena kamu yang paling hancur dintara
saudara-saudara kamu jadi, aku ingin kamu mengumpulkan kakak-kakak kamu
dihadapanku untuk membuat hari-hari terakhirku bahagia, sebagai imbalan kalian
bertujuh berhak mendapatkan harta warisanku itu.
Akbar : baiklah
aku akan panggil mereka semua pak, tunggu aku sebentar.
Sambil Akbar
memanggil adik-adiknya, sang bapak masih duduk termenung sambil memandangi
langit-langit rumahnya.
Akbar : ini pak saya sudah kumpulkan adik-adik aku,
tapi adikku nanang sedang pergi entah kemana.
Bapak : baiklah kalau begitutunjukkan kehebatan kalian masing-masing,
syaratnya untuk mendapat harta warisanku kalian harus membuat aku bertepuk
tangan. Mulailah kalian dari anak pertama secara berurutan sampai anak paling
bungsu.
Akbar :
(menunjukkan aksinya sebagai seorang penyair)
Bapak : (bertepuk tangan) hebat..hebat..
Bapak : (bertepuk tangan) hebat..hebat..
Kiply &: (menunjukkan aksinya berdua sebagai pemain
sepak bola)
Pendy
Bapak : (bertepuk tangan) hebat..hebat..
Anto :
(menunjukkan aksinya sebagai seorang pelukis)
Bapak : (bertepuk tangan) hebat..hebat
Nanang muncul secara tiba-tiba
Bapak : (bertepuk
tangan) hebat..hebat..
Na2ng:
maaf pak saya terlambat, saya habis duel sama valentino rossi dilapangan syekh
yusuf, dan akhirnya aku bisa juga mengalahkan dia selama berpuluh-puluh hari.
Darwis: tapi kak saya mau nanya..dimana kepalamu?
Na2ng: ini bodoh
Darwis: oh..saya kira udah hilang gara-gara balap motor
tadi
Baim :
(menunjukkan aksinya sebagai seorang ulama)
Bapak : bertepuk tangan) hebat..hebat..
Darwis: (menunjukkan aksinya sebagai seorang musisi)
Bapak : (bertepuk tangan) hebat..hebat..
Akhirnya ke7 anak itu sudah memperlihatkan kehebatan
mereka masing-masing
Akbar : bagaimana pak, kami sudah menunjukkan
kehebatan kami masing-masing dalam istilah penyair dikatakan bahwa bagai burung
yang sedang bercinta di atas pohon cinta. Dan sekarang bapak harus memutuskan
siapa yang berhak mendapatkan harta warisan bapak!
Bapak : wahai anak-anakku yang kocak, lucu, asyik, sters, heboh, imut dan
ember, maafkan aku! Tadi saat kalian menunjukkan kehebatan kalian, sebenarnya
aku tak memperhatikan kalian.
Kiply : trus gimana nih pak, kalau istilah dalam
dunia sepak bola sih seorang pelatih yang tak memikirkan kesehatan anak
asuhannya..
Bapak : tapi keberuntungan berpihak pada kalian
Pendy : maksudnya???
Bapak :
tadi saat kalian menunjukkan kehebatan kalian secara tidak sadar aku tepuk
tangan kan?
Anto : iya sih
pak, kalau dalam istilah pelukis bagai melukis di atas air nih!
Bapak : tapi aku tepuk tangan bukan karena kalian.
Na2ng :
trus karena apa pak? kalau dalam istilah balap sih mengikuti lomba tapi tak
ingin juara!
Bapak : aku tepu tangan karena sesuatu hal?
Baim : Sesuatu hal apakah itu pak? Kalau dalam
istilah agama janganlah kamu memperpanjang-panjang suatu perkataan karena di
akhirat nanti semua ucapan dan perbuatan kita kan di pertanggungjawabkan.
Bapak : baik lah aku akan jelaskan satu persatu
Darwis : iya pak..ayo dong ..aku sudah tidak sabar..
kalau dalam istilah....
Semua : ah.. istilah..istilah.. udah..udah..
anak
Akbar : mulai dari
aku yah pak!
Bapak :
aku tepuk tangan karena aku bangga pada guru kalian yaitu pak komar, dia bukan
hanya sebagai guru teater tapi mengajarkan kalian bagaimana jadi seorang
saatrawan dan penyair
Kiply &: trus kami pak?
Pendy
Bapak :
aku bangga pada guru olahraga kalian karena telah melahirkan bibit-bibit pemain
sepak bola seperti kalian
Anto : lalu aku
pak?
Bapak :
aku semkin bangga pada pak komar dia tak hanya guru teater, pintar melukis tapi
dia juga seorang pelukis yang handal.
Na2ng : trus aku pak?
Bapak : kalau kamu memang aku tak lihat kehebatan kamu, kamu hanya
menceritakan kehebatanmu bukan memperlihatkan dihadapanku.
Semua: ah......
anak
Bapak :
Tadi aku tepuk tangan karena melihat kepala sekolah kalian dan aku bangga
karena dia sudah membuat kegiatan yang sangat bagus ini.
Baim : kalau aku
pak?
Bapak :
aku bangga pada guru agama kalian yang telah melahirkan seorang ulama seperti
kamu ini yang seharusnya patut di contoh oleh kakak-kakak kamu dan adikmu.
Darwis : trus aku..aku pak?
Bapak : memang kamu dibanggakan yah?
Darwis : ah..bapak kamu jahat..
Semua: ah........
Anak
Bapak :
begini, aku bangga pada guru musik kalian yamg telah melahirkan talenta dan
makhluk seperti kau ini yang tidak hanya mukanya ganteng, cerdas penuh wibawah
pokoknya mantap deh
Darwis : makasih...makasih...
Bapak : Ya..Allah ampuni aku karena telah bohong pada
anakku yang satu ini.
Semua: ah........
Anak
Bapak : tapi kali ini keberuntungan di pihak kalian semua
Akbar : jadi gimana
nih keputusannya?
Bapak :
sesuai janji bapak siapa yang dapat membuatku bertepuk tangan dialah yang akan
ku berikan harta warisanku!
Kiply : tapi pak
semuanya di tepuk tangani
Bapak : yah..gampang, saya kasih saja kalian bertujuh
harta warisanku
Pendy : oh gitu yah
Bapak : yah ..memangnya mau kalian bagaimana?
Anto : kalau
maunya saya sih pak, kasih aku aja, biar aku yang atur
Bapak : wah, kalau gitu tidak adil karena aku tak percaya
sama kamu
Na2ng : kalau begitu belikan saja aku segudang motor balap,
bereskan
Bapak : wah..lebih-lebih kamu paling boros pakai uang
Baim :
kakak-kakak sebaiknya bapak sajalah yang mengatur semuanya
Bapak : yah..itu baru usulan yang bagus
Darwis : tapi......
Semua: udah..banyak nanya lagi
Anak
Bapak :
aku akan membagi rata pada kalian semua. Sekarang kalian harus ingat pesan
terakhirku ini
Semua anak menunduk mendengarkan perkataan bapak mereka
Bapak :
umurku sudah tak panjang lagi, aku sudah tak sanggup untuk menahan sakit asma
ku ini. Jika hari ini juga aku meninggal kalian harus jaga diri kalian, saling
tolonglah menolong dan jangan menyusahkan orang lain dan satu lagi kalian harus
menggunakan harta itu dengan sebaik-baiknya.
Semua: baik pak, kami akan mengingat pesan bapak
Anak
Sang bapak pun mengambil tujuh amplop didalm sakunya dan
diberikannya satu persatu pada ke tujuh anaknya.
Bapak : kalian pergunakanlah dengan baik.
Semua: baik pak
Anak
Akbar : dalam
hitungan 1,2,3 kita akan membuka amplop ini bersama-sama
Tapi, tiba-tiba asma sang bapak kambuh dan akhirnya di
menghembuskan nafas terakhirnya
Darwis : eh..kakak-kakak lihat bapak kenapa!
Akbar : bapak, kenapa bapak pergi dengan begitu
sangatlah cepat, padahal aku masih ingin
merebut harta bapak
Kiply :
hey..kamu jangan berkata seperti itu
Baim : iya kak..istigfar
kak sebelum Allah memurkaimu
Akbar : Astagfirullah...adik-adikku...baiklah saya
sebagai anak tunggal tapi banyak adiknya, eh salah sebagai anak yang paling
sulung, tapi say tidak suka main suling, sukanya makan kambing guling
Anto : udah..udah
jangan kebanyakan ngomong ntat kamu kebanyakan istri loh
Akbar : maaf..kita harus selalu mengingat pesan
bapak dan kita harus menggunakan harta warisan ini dengan baik
Kiply : baiklah kalau gitu mari kita buka bersama-sama
Mereka pun membuka bersama-sama, kecuali darwis yang
masih ragu untuk membukanya. Dan pada saat mereka buka bersama-sama ternyata di
dalamnya bukanlah sebuah harta di dalamnya melainkan sebuah kertas yang isinya
sebuah tulisan
Pendy : wah..apaan nih?
Akbar : hey..semua
lihat punyaku ini bacanya coba lagi..bekerja keras
Kiply : kalau
aku maju terus dilarang mundur
Pendy : kalau aku terus mencoba
Anto : kalau aku
jangan putus asa
Na2ng : kalau aku, maaf tidak ada untuk orang seperti
kamu, baikilah sifatmu
Baim : kalau aku
jangan menyerah untuk mendapatkan sesuatu
Kiply :
waduh..gimana nih?
Baim : begini, sesungguhnya apa yang bapak
lakukan sangatlah benar, kalian tahu ngak mengapa bapak melakukan ini semua?
Pendy : apaan?
Baim
: dia ingin memberitahukan kita
bahwa harta yang paling berharga adalah nyawa beserta keluarga kitalah yang
paling berharga
Akbar : betul apa yang dikatakan baim, bapak tak
ingin melihat kita berfoya-foya akibat harta yang segitu banyaknya kita dapat,
bapak ingin melihat kita bekerja keras untuk mendapatkan uang bukan karena
keberuntungan yang kita dapat.
Anto : eh,
tunggu dulu kayaknya darwis belum buka amplopnya
Na2ng : iya..ayo
cepat buka!
Darwis : baiklah aku akan membukanya
Akbar : hey, apa
isinya
Darwis : maaf kak, aku ngak bisa baca
Semua : ah......buntu-buntu
anak
Akbar : gini biar
penonton aja yang baca ..
Dan ternyata bacanya adalah
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar