Senin, 17 Desember 2012

INGKAR

Naskah drama : Ingkar
Sinopsis
Adalah sebuah kewajaran dalam meraungi samudera kehidupan. Terkadang fenomena muncul tidak sesuai dengan prospek kenyataan yang sebenarnya.
Walau perenungan dan usaha merupakan orientasi berdasarkan komitmen namun yang ada berkata lain kesinambungan untuk hidup pada sisi yang wajar teramat sulit untuk membuat ada karena terpaut pada kata yang taklagi singkron dengan laku.
Sekalipun hayat masih menjadi selimut pada jasad keingkaran, kemunafikan, kemungkaran, adalah ikon-ikon yang tidak nyata tapi pasti adanya itukah harkat hidup sebenarnya? Entahlah !!
Selamat Menjadi Saksi
I.             Tim Redaksi
Kerjasama antara SMA Negeri 3 Sungguminasa dan Teater Kaca
II.            Para Pendukung
1.    Pemain
-          Ibrahim Azis sebagai Pak Tua
-          Nurul Eka Handayani sebagai Mantan Istri
-          Muchlis Muliadi sebagai Suami
-          St.Nurwahidah sebagai  Anak 1
-          Kurniaty A. Sebagai Anak 2
-          Nurhalifah sebagai Anak 3
2.    Penulis naskah
Muchlis Muliadi
3.    Sutradara
St.Nurwahidah
4.    Penata Artistik
Nurul Eka Handayani
5.    Penata Musik dan lighting
M.Darwis dan Ibrahim azis
6.    Penata Rias
Kurniati A.
7.    Penata Kostum
Nurhalifah
8.    Pembimbing
Drs.Kamaruddin
9.    Penanggung jawab
a.    Kepala Sekolah
b.    Waka-waka dan guru
Naskah Drama : Ingkar
Setting Panggung
Menggambarkan suasana dua sisi. Sisi 1 teras rumah mewah dan sisi lain gubuk tuadimana nampak sepeda tua, balai bambu, kurungan ayam, dan keranjang. Musik melantun mengikuti suasana lalu terdengar suara radio dengan irama dangdut yang keras dari gubuk pak tua. Tiba-tiba terdengar teriakan dari dalam rumah orang kaya.

Istri : Vokal out (suara luar)
“beriiiiiiisiiiiiikkkkkkkk............  berisiiiiiiiiiiikkkkkkkkkkk Bisa matikan tidak suara radionya
Pak tua :
(menoleh ke arah suara teriakan) Aaaakkkhhhh...... persetan dengan suara itu...
(lalu melanjutkan kembali kegiatannya)
Istri :
Heeiiii orang kampung kamu punya etika tidak siihhh....... putar radio sekencang-kencangnya itu mengganggu saya
Pak tua :
(tidak memerhatikan)
Istri :
Kamu itu orang atau batu. Orang disini teriak-teriak malah kamu cuek aja. Dasar orang miskin kepala batu.
Karena tidak ada respon, istri menghampiri  radio dan mematikannya
Pak Tua :
Kenapa dimatikan radionya
(bersamaan dengan itu hp istri berbunyi)
Pak tua :
Kamu dengar tidak ? kenapa kamu matikan radionya..

Istri :
Halo... selamat siang... iya saya sendiri... ini siapa yah..? oh... mr.jack.. apa kabar sir? Hahaaa... ada ada aja... akh... apa proyek yang 5 milyar.... oh gampang-gampang
Pak tua :
5 milyar ..... (mengejek)... mungkin disitu ada korupsinya.... paling-paling ujung-ujungnya kekantong..
Istri :
Heeiiii.... kamu bisa diam tidak... saya lagi nelpon..
Pak tua :
Saya juga sedang baca koran
Istri :
Baca koran baca koran tapi cara kamu itu mengganggu saya
Pak tua :
Kamu sendiri menelpon dengan suara keras.. itu juga mengganggu saya
Istri :
Heeiiii......heiii..... lihat keberadaanmu... kamu itu orang yang tidak punya jadi suara kamu itu harus kecil, beda dengan sya, saya orang yang berada bahkan lebih, jadi wajar  kalau saya bersuara keras
Pak tua :
Sejak kapan ... hak dan kewajiban ada di bumi ini?  Sejak kapan orang miskin dilarang berbicara dan sejak kapan pula orang kaya diharuskan untuk berbicara ... hah !!
Istri :
Maaf pak... tadi ada gangguan sedikit... biasa sir ada pemulung gitu..
Pak tua :
Heiii... perempuan sombong... kenapa kamu tidak jawab pertanyaanku
Istri :
(ketawa) kamu bisa diam tidak sih (berpaling ke pak tua)
Pak tua :
Saya tidak akan diam sebelum kamujawab pertanyaanku tadi
Tiba-tiba muncul anak ke 2
Anak 2 :
Teriakan... pertengkaran ... perselisihan... hanya itu yang terjadi di kedua makhluk ini. Kalian berdua dengar (menghampiri pak tua ) kamu yang katanya bapak saya, bisa tidak kamu kasih saya uang
Pak tua :
Apa... uang ??? dan kamu minta kepada saya? Kamu kan tau sendiri hidup bapak sudah susah, kalaupun itu ada hanya cukup makan sehari.
Anak 2 :
Lalu apa tanggung jawabmu sebagai bapak pada anaknya
Istri :
Aaaaaa.. itulah jawabannya pertanyaaanmu yang tadi jangan mengaku punya anak kalau kamu tidak mampu menghidupinya
Anak 2 :
Aku tidak butuh komentar dari kamu
Pak tua :
Heiii... gadis.... kalau kau butuh uang mintalah sama perempuan itu.. dia itu ibumu.. orang yang telah melahirkanmu.. dan saya rasa pantas dan wajar
Anak 2 :
Apa? Dia ibuku? Yang pernah mengandung aku..? akh.. tidak... tidak mungkin... aku rasa aku tidak pernah lahir dari rahim perempuan seperti dia
Istri :
Emangnya saya mau mengakui kau sebagai anak saya... ikhh... amit-amit
Pak tua :
Heeiii... perempuan sombong.. angkuh... jangan karena mentang-mentang kamu serba ada dan hidup mewah. Sekalipun kau basuh dan kau cuci anak gadis ini dengan air satu lautan tidak akan luntur tetesan darah dagingmu dalam tubuhnya
Anak 2 :
Sudah.... sudah... mau diakui atau tidak yang penting sekarang aku butuh uang.. dan kau perempuan yang kata bapak ini kau adalah ibuku. Nah ... tolong sekarang beri aku uang ... aku sangat butuh
Istri :
Enak aja kau minta uang padaku. Ada urusan apa saya kamu dengan saya
Pak tua :
Yaaa.. urusan anak dengan ibu lah
Anak 2 :
Oke... kalau tidak ada yang mau memberiku tidak apa apa.... (berpikir) ohh... iya... aku kan punya tubuh dan wajah cantik dan saya rasa saya bisa dapatkan uang
Pak tua  dan istri:
Apaah...............?
Pak tua :
Kau mau jual dirimu untuk dapatkan uang.. jangan nakk.. jangan kau tambah pundi-pundi dosamu dengan hal-hal yang nantinya akan berujung pada penyesalan
Anak 2 :
Apa urusannya dengan kalian , dan apa pula hubungannya dengan kamu... dan kamu...
Istri :
Kalau emang itu jalan satu-satunya untuk kamu dapatkan uang.. ya lakukan saja
Pak tua :
Dasar perempuan laknat.........
Istri
(ketawa).. orang tua tidak punya apa apa dan anak berkemauan banyak ... hidup apa itu
Muncul lagi seorang wanita (anak 1) dari pak tua
Anak 1 :
Tolong... tolong... tolong... (ketakutan)... tolong... tolong... tolong..
Pak tua :
Ada apa ini? Tiba-tiba datang minta tolong
Anak 1 :
Tolong dek adekk tolong lah kakakmu....  bu tolong bu..tolong tolong tolong
Istri :
Kau siapa ? datang dan menyentuh tubuhku. Ikh ikh
Anak 1 :
Aku ida ... anak bapak... aku ida anak ibu ... aku ida dek... kakak kamu
Pak tua :
Ida?? Ida??
Istri :
Ida?? Ida?? Yang terlahir dari gedung tua itu... hasil hubungan gelapmu dengan wanita lain
Pak tua:
Jangan sembarang bicara kau.. menuduh yang bukan-bukan , bukankah dia juga hasil dari hubungan kita diluar nikah , apa kau sudah lupa ?
Anak 2 :
Jadi.... gadis ini kakak saya pak ?
Pak tua :
(mengangguk)
Anak 1 :
Tolong... tolong... tolong... pak
Pak tua :
Ada apa? Kenapa kamu datang minta tolong?

Anak 1 :
Saya mau dibunuh orang
Pak tua :
Apa sebabnya?
Anak 1 :
Panjang persoalannya... tolong saya pak ..  ibu... adek...
Tidak lama kemudian muncul seorang laki-laki bersama seorang gadis
Suami :
mau lari kemana kau perempuan jalang
Anak 3 :
iya pap.. habisi saja dia...
Suami :
Ya... sekarang waktu paling tepat ... kita habisi dia... selalu menyusahkan
Anak 1 :
Pak... tolong pak ....
Pak tua :
Tunggu dulu.... kau siapa? Dan ada urusan apa kamu dengan perempuan ini sehingga kamu mau membunuhnya?
Suami :
Tidak usah ikut campur kau pak tua. Ini urusan saya dengan perempuan itu
Pak tua :
Hhh.. ini urusan saya juga karena dia putriku
Anak 3 :
Tidak usah hiraukan pak tua itu... cepat habisi wanita itu..
Suami :
Yaaaa... kau pak tua jangan coba-coba menghalangi kami kalau kamu tidak mau kena imbasnya
Istri :
Ada apa ini pa?? (panik) Ada apa dengan siva ? kalian tiba-tiba datang
Pak tua :
Hah? Apa? Papa? Itu suami barumu? Dan.. dan.. siva? Dia anakmu? Kapan kalian menikah?
Suami 2 :
Apa urusanmu pak tua menanyakan itu, kami menikah atau belum itu bukan hak kalian untuk tau
Anak 3 :
Ma... mereka ini siapa? Dan ada hubungan apa mereka dengan mama... sepertinya mereka tau seluk beluk mama
Istri :
Tidak ada hubungan apa-apa Cuma tetangga
Suami :
Tidak usah hiraukan pak tua itu, kita ada urusan dengan perempuan itu karena dia melarikan uang kita
Anak 3 :
Gadis ini ma yang membawa lari uang kita 3 milyar
Istri :
Apah? 3 milyar itu bukan uang sedikit dan itu tidak bisa di toleril lagi. Dia harus menggantinya
Suami :
Hah? Mau ganti pakai apah.. gadis itu sudah tidak punya apa apa lagi
Istri :
Kalau begitu mereka harus dilenyapkan, terutama gadis itu
Pak tua :
Sabar... dan kau perempuan ingat.. apa kau tega mengorbankan darah dagingmu sendiri

Istri :
Persetan dengan jangan halangi suamiku untuk membunuhnya
Suami menghampiri pak tua dan anak 1 untuk menghardiknya tapi tiba-tiba anak 2 menahan suami dengan menodongkan pistol kearah kepala suami dan istri beserta anak 3
Anak 2 :
Hentikan... jangan mentang-mentang kalian punya segalanya kalian mau dengan mudah membunuh orang
Pak tua :
Jangan nak.. jangan kau lakukan itu nak...
Anak 1 :
Jangan dek jangan kau lakukan itu.. itu barang berbahaya
Anak 2 :
Diam.. tidak usah banyak bicara, sudah terlalu banyak keangkuhan dan ketamakan yang kau tebar di keluarga ku, hari ini kita selesaikan semuanya.. mati kau (sambil menembakkan pistol kearah suami)
Anak 3 :
Ma papa ma.. (menghampiri suami) Pa.. papa.. jangan mati pa
Anak 2 :
Mati kau...(menembakkan pistol ke arah anak 3)
Istri :
Jangan kau bunuh aku.. kau boleh ambil semua hartaku asal nyawaku jangan kau ambil
Anak 2 :
Banyak bicara kau.. (menembak pistol kearah istri)
Anak 1 :
Kenapa kau lakukan itu dek..


Pak Tua :
Iya nak kamu akan dihukum dan akan masuk buih dan itu semua akan berlangsung lama
Anak 2 :
Aku tidak peduli.. yang jelas sekarang aku sudah puas, kau pak tua dan kau pak tidak perlu pikirkan aku. Semua ini biar aku sendiri yang selesaikan. (menembakkan pistol ke dirinya sendiri)
(anak 2 terjatuh, pak tua dan kakak menghampirinya)
Pak tua :
Kenapa kau lakukan ini nak...? nak ...? (menangis)
Anak 1 :
Dek.... dek... adekk....
Anak 2 :
(terengah-engah) maafkan aku pak... kak... aku telah banyak merepotkan bapak... maaaaaa aaffff.......
Akhirnya pak tua dan anak ke 1 ditinggalkan oleh anak 2 beserta suami istri dan anak ke 3


Tidak ada komentar:

Posting Komentar